Kisah Pilu dari Kampung Padangenyang, Sukabumi: Bocah Digerogoti Cacing

Rabu 20-08-2025,13:14 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Edah kepada wartawan mengatakan, ”Raya biasanya main sendiri di sekitar kandang ayam itu. Kadang main sama teman-temannya, anak tetangga.”

Ditanya soal BPJS, Edah mengatakan, jangankan BPJS, ortu Raya KTP pun tak punya. ”Tidak ada petugas desa yang mendatangi untuk mendata. Sedangkan orang tua Raya ODGJ, tidak mungkin bisa mendaftar KTP,” katanyi.

Kabar itu didengar Gubernur Dedi. Lalu, Dedi dikonfirmasi wartawan. Ia marah. Ia memanggil Kepala Desa Cianaga Wardi Sutandi. Wardi harus datang ke kantor gubernur pada Rabu, 20 Agustus 2025, hari ini, untuk dimintai keterangan.

Dedi kepada wartawan, Selasa, 19 Agustus 2025, mengatakan, ”Saya sudah menelepon dokter yang menanganinya. Bahwa anak itu memiliki penyakit kalau dalam bahasa kampung cacingan. Ibu bapaknya mengalami gangguan kejiwaan atau ODGJ. Bapaknya juga kena TBC. Raya sering dirawat neneknya kerabat lain.”

Dilanjut: ”Kata dokternya, Raya sejak balita sering berada di kolong rumah bersama dengan ayam dan kotorannya. Sehingga mungkin dia sering kali tangannya tidak dicuci dan mulutnya kemasukan cacing. Sehingga menimbulkan cacingan yang akut.”

Dedi memanggil kades setempat karena semestinya perangkat desa hadir menangani kesulitan hidup warga.

Dedi: ”Dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi kepala desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK-nya tidak jalan. Fungsi posyandunya tidak jalan. Fungsi kebidanannya tidak jalan. Sanksi-sanksi akan kami berikan kepada siapa pun dan daerah mana pun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat.”

Akhirnya: ”Saya menyampaikan prihatin dan rasa kecewa yang sangat dalam serta permohonan maaf atas meninggalnya seorang balita bernama Raya.”

Apa reaksi Kades Wardi Sutandi? 

Dikonfirmasi wartawan, Wardi mengatakan, ”Desa ini, khususnya selama saya menjabat, saya melaksanakan dengan rengrengan puskesmas, bidan desa, dan para kader PKK menggiring (memperhatikan) kesehatan masyarakat. Semuanya. Kami sudah maksimal.”  

Wardi cerita sebagaimana umumnya kades-kades lainnya, menyatakan bahwa ia bekerja maksimal.

Didesak wartawan soal teguran Dedi Mulyadi, ia mengatakan: ”Itu mah… seandainya terjadi yang tidak melaksanakan tugas fungsi desa, posyandu kesehatannya, ya… membiarkan saja gitu. Seandainya terjadi itu mungkin ada sanksinya seperti yang telah diucapkan sama Pak KDM (Kang Dedi Mulyadi).”

Ditanya, apakah Wardi akan menghadiri panggilan gubernur? Dijawab: ”Inya Allah saya akan hadir. Akan saya jelaskan semuanya.”

Sudah bisa dibayangkan isi penjelasan Wardi kepada Dedi hari ini. Kira-kira mirip dengan pernyataannya kepada wartawan tersebut. Sebab, pada wawancara dengan wartawan, Wardi tidak spesifik menyebutkan kondisi keluarga Raya terkait peran posyandu setempat. 

Kejadian itu memilukan. Kebetulan dipublikasi relawan ke medsos. Sehingga viral. Jika tidak, barangkali cuma kerabat dan tetangga Raya yang tahu. Keluarga itu tak berdaya. Dibiarkan perangkat desa. Di tengah maraknya korupsi Indonesia yang luar biasa ini. (*)

 

Kategori :