BACA JUGA:Memanas! 45 Pesawat Militer Tiongkok Berkeliaran di Dekat Taiwan
BACA JUGA:Taiwan Dikepung Militer Tiongkok Saat Ketua DPR AS Berkunjung
Bagi Tiongkok, parade itu bukan hanya soal senjata. Tapi juga diplomasi simbolik. “Rakyat Tiongkok berdiri bersama rakyat dunia untuk mempertahankan hasil kemenangan Perang Dunia II, menjaga sistem internasional berbasis PBB, dan tatanan dunia berbasis hukum internasional,” kata Hong Lei.
Di tengah ketegangan geopolitik, pesan itu menjadi penting. Kehadiran para pemimpin dunia sekaligus memperlihatkan bagaimana Beijing memosisikan diri: sebagai pusat pertemuan global yang menawarkan narasi perdamaian dan pembangunan bersama.
Di media center, wartawan dari berbagai negara tumplek-blek. Mereka diharapkan menjadi saksi sekaligus pencerita bagi khalayak mereka di tanah air masing-masing. Harus diakui, rasanya kehadiran media Indonesia di ruangan itu menjadi bagian kecil dari panggung besar diplomasi global.
Sejak berdiri pada 1949, Republik Rakyat Tiongkok memang kerap menampilkan parade militer. Tapi kali ini terasa lain. Bukan hanya soal usia 80 tahun kemenangan perang. Melainkan juga masa transisi dunia pasca-pandemi, pasca-gejolak ekonomi, dan di tengah konflik di beberapa kawasan.
JURNALIS BERBAGAI NEGARA menghadiri konferensi pers di Beijing, Kamis, 28 Agustus 2025.-Doan Widhiandono-
Bagi Indonesia, kehadiran Prabowo Subianto di panggung internasional itu punya bobot tersendiri. Ia tampil sebagai pemimpin baru yang membawa simbol kontinuitas sekaligus arah baru hubungan Jakarta-Beijing.
Dengan parade ini, Tiongkok berusaha mengirim pesan ganda: meneguhkan kekuatan militernya dan memelihara citra sebagai negara pencinta damai. (*)