BACA JUGA:Sri Mulyani dan Diplomat Amerika Bahas Kemitraan Ekonomi hingga Tarif Impor
Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, profesional, transparan, dan akuntabel. Sri Mulyani menekankan bahwa pejabat dilarang korupsi dan harus menjalankan tanggung jawab dengan baik.
“Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom—empati, kepekaan mendengar, dan memahami suara masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA:Sri Mulyani: Lapangan Kerja Tambah 3,59 Juta, Jumlah Orang Miskin dan Pengangguran Turun
Beberapa warga mengekspresikan kemarahan melalui aksi anarki, termasuk penjarahan rumah pejabat. Namun, sebagian masyarakat mengembalikan barang yang sempat diambil
Sri Mulyani menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang memberikan masukan, kritik, dan dukungan.
BACA JUGA:Sri Mulyani Tekankan Inklusivitas dalam Arsitektur Keuangan Global di Forum G20 Afrika Selatan
“Terimakasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media massa, pelaku usaha UMKM, koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan,” tulisnya.
Ia menegaskan bahwa pembangunan Indonesia harus dilakukan dengan cara yang beradab. Kerusakan, penjarahan, fitnah, dan perpecahan tidak akan menyelesaikan masalah.
BACA JUGA:Sri Mulyani Rombak Susunan Pejabat Kemenkeu, Ini Daftarnya
“Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus,” kata Sri Mulyani. Pernyataan ini menekankan tanggung jawab moral dan kepemimpinan etis.
Ia menutup dengan doa dan semangat persatuan. “Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tutup Sri Mulyani.(*)
*)Mahasiswa magang Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya