BACA JUGA:Tegas! Partai NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR
Calon Potensial Pengganti Uya Kuya
Sedangkan Uya Kuya merupakan caleg PAN yang menjadi DPR RI sebagai perwakilan Dapil DKI Jakarta 2, meliputi wilayah Jakarta Pusat dan Kota Jakarta Selatan.
Di dapil ini, PAN sebagai peserta pemilu 2025 nomor urut 12 meraih 207.623 suara dan hanya bisa mengirimkan satu perwakilan ke DPR RI. Lantas memajukan Uya Kuya, lantaran meraih suara terbanyak dengan capaian 81.463 suara.
Kursi Uya Kuya berpotensi digantikan Lula Kamal yang meraih suara terbanyak kedua setelahnya. Caleg nomor urut 4 dengan perolehan suara sebanyak 36.667 suara.
BACA JUGA:Rumah Anggota DPR RI Sahroni Digeruduk Massa, Isi Rumah Dijarah
BACA JUGA:Ketua DPR RI Puan Maharani Sampaikan Belasungkawa dan Desak Pengusutan Kasus Affan KurniawanPenyebab Eko Patrio Dan Uya Kuya Dinonaktifkan
Keduanya menjadi sorotan publik akibat ulahnya sendiri. Melakukan aksi joged saat sidang tahunan MPR RI Tahun 2025. Aksi ini dinilai nirempati terhadap masyarakat yang sedang mengalami kesulitan di tengah kondisi ekonomi.
Eko Patrio juga sempat menuai kontroversi usai mengunggah video parodi dalam menanggapi kritikan aksinya tersebut.
Melalui akun TikTok pribadinya @ekopatriosuper, Eko Patrio mengunggah sebuah video parodi akting dirinya menjadi DJ yang menyetel music dengan sound horeg. Dengan narasi “biar jogednya lebih keren, pakai sound ini aja.”
Tindakan ini dilakukannya dengan tujuan membalas kritik publik atas sejumlah anggota dewan yang berjoged setelah Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto.
BACA JUGA:HUT Ke-80 DPR RI Dimeriahkan Gas Air Mata dan Nyawa Rakyat
BACA JUGA:Hendropriyono Klaim Tahu Dalang Asing di Balik Kerusuhan DPR RI
Perbuatan ini dinilai berkontribusi meningkatkan kemarahan publik yang mengkritik kenaikan tunjangan anggota DPR RI. Kemudian pada 25 Agustus lalu, masyarakat menggelar unjuk rasa memprotes kenaikan tunjangan tersebut.
Aksi unjuk rasa berlanjut pada 28 Agustus, hari terjadinya insiden seorang pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan meninggal usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob. Menyebabkan semakin meluapnya kemarahan publik, terutama kalangan pengemudi ojol.
Setelahnya, unjuk rasa meluas ke berbagai kota dan daerah. Mulai dari Surabaya, Bandung, Solo, Yogyakarta, Makassar, dan lainnya. (*)