Melongok Indonesia Gemah Ripah Loh Jinawi dari Jendela Bumi Majapahit

Rabu 10-09-2025,16:54 WIB
Oleh: Sukarijanto*

GERBANG NUSANTARA

Tren indikator positif menuju penguatan ketahanan ekonomi dan kesiapan ke arah ”Gemah Ripah Loh Jinawi” telah ditampilkan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu ”gudang beras” terbesar nasional. 

Terlebih, visi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada fase kepemimpinannya yang kedua mencanangkan provinsi ”Bumi Majapahit” sebagai ”Gerbang Baru Nusantara”, yang bermakna Jawa Timur sebagai pintu gerbang perdagangan dan penghubung utama antara Indonesia bagian barat dan timur.

Sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional, dengan tiga sektor yang masih menjadi unggulan menjadi elemen penyerap sektor tenaga kerja, yakni sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, merupakan sektor andalan utama. 

Jawa Timur telah berkontribusi hingga 14,36 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional, dengan angka atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.953,54 triliun dan PDRB per kapita mencapai Rp71,12 juta. 

Tingginya kontribusi terlihat dari produk domestik regional bruto (PDRB) nonmigas Jawa Timur yang mencapai 6,13 persen lebih tinggi daripada provinsi lainnya di Pulau Jawa. 

Berdasar lapangan usaha (LU) utama, tiga LU berkontribusi hingga 60,88 persen dari total PDRB, serta mampu menyerap hingga 66,29 persen dari total tenaga kerja (Laporan Berkala Bank Indonesia 2023).

Resiliensi ekonomi provinsi yang berpopulasi kurang lebih 41 juta jiwa ini merupakan modal tangguh dalam menghadapi badai krisis global. 

Dikenal sebagai salah satu pilar utama perekonomian nasional, dilansir dari Kajian Fiskal Regional Provinsi Jawa Timur 2024, tercatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen (yoy) pada triwulan IV tahun 2024 dan secara kumulatif mencapai 4,93 persen sepanjang tahun 2024. 

Bahkan, pada triwulan kedua 2025, pertumbuhan ekonomi provinsi ini melesat sebesar 5,23 persen, melampaui pertumbuhan nasional yang menurut catatan BPS sebesar 5,12 persen. Industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 30,85 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB). 

Sebagai provinsi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai penyuplai utama komoditas pertanian dan produk industri ke wilayah Indonesia Timur. Potensi itu makin diperkuat dengan perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. 

Perpindahan itu menjadikan Jawa Timur kian strategis, baik secara geografis maupun ekonomi. Akan tetapi, di balik peluang besar tersebut, terdapat tantangan yang perlu diantisipasi. 

Salah satunya adalah progres pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang belum maksimal. Kondisi itu menjadi tantangan tersendiri bagi Jawa Timur dalam mewujudkan visi ”Gerbang Baru Nusantara”.

Di sektor investasi, angka realisasi penanaman modal di Jawa Timur pada 2024 menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. 

Berdasar catatan yang dirilis Kementerian Investasi/BKPM RI, awal Januari 2025, tercatat arus masuknya investasi Jawa Timur pada triwulan IV tahun 2024 mencapai Rp35,9 triliun yang terdiri atas PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebesar Rp22,5 triliun dan PMA (penanaman modal asing) sebesar Rp13,4 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 82.045 orang. 

Dari total tersebut, angka realisasi PMDN masih mendominasi total realisasi, yakni dengan persentase sebesar 62,6 persen, sedangkan persentase PMA sebanyak 37,4 persen. 

Kategori :