HARIAN DISWAY - Hari Radio Republik Indonesia (RRI) diperingati setiap 11 September. Momentum itu bukan sekadar perayaan, tapi juga pengingat bahwa radio harus tetap eksis dan relevan di telinga anak muda.
Di era Spotify dan YouTube Music seperti saat ini, apakah radio masih punya tempat di hati generasi muda? Apakah Gen Z mendengarkan radio? Apakah radio bisa bersaing di tengah digitalisasi?
Sejarah Singkat Radio di Indonesia
RRI resmi berdiri pada 11 September 1945, hanya beberapa minggu setelah proklamasi kemerdekaan dan resmi menjadi stasiun radio pertama yang populer mada masanya. --Pinterest
BACA JUGA: Tanggal 11 September 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Radio Nasional
BACA JUGA:Hari Radio Nasional 11 September, Peringatan Lahirnya Radio Pertama RI
RRI punya sejarah yang panjang. Stasiun radio pemerintah itu resmi berdiri pada 11 September 1945. Tak sampai sebulan setelah proklamasi kemerdekaan.
Saat itu, radio menjadi media utama untuk menyebarkan informasi dan semangat perjuangan. Namun, radio juga berfungsi sebagai sarana hiburan rakyat. Radio mampu menyatukan seluruh masyarakat Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, dunia digital perlahan menggeser posisi radio. Gen Z lahir dan besar di era internet, media sosial, dan layanan streaming. Radio dianggap jadul, apalagi dalam sudut pandang algoritma digitalisasi.
BACA JUGA:Tren Membuat Playlist Sendiri di Era Streaming Otomatis
Apakah Radio Masih Relevan untuk Gen Z?
Meski dianggap kuno, ternyata radio tidak sepenuhnya ditinggalkan. Sebagian Gen Z masih mendengarkan radio, meski tak lagi dengan cara tradisional. Ada beberapa alasan mengapa radio tetap relevan:
1. Radio sebagai Teman Perjalanan
Sebagian anak muda masih ditemani radio saat berkendara. Saat macet atau road trip, mendengarkan radio lebih praktis. Radio juga memberikan kejutan, karena pendengar tidak tahu lagu apa yang akan diputar selanjutnya.