Angka itu menjadikan serangan Israel di Sana’a sebagai salah satu yang paling mematikan sejak kelompok Houthi mulai terlibat dalam konflik regional.
BACA JUGA:Protes Massal di Israel: Desak Trump Akhiri Perang dan Bebaskan Sandera
BACA JUGA:Pasukan Israel Minta Warga Gaza Segera Mengungsi ke Selatan
Rekaman dari lokasi memperlihatkan bangunan yang hancur lebur, jalanan yang dipenuhi puing, dan warga sipil yang berlarian mencari tempat aman.
Tim penyelamat tampak mengevakuasi korban dari reruntuhan, sementara rumah sakit di ibu kota kewalahan menangani puluhan orang yang terluka.
Militer Israel mengklaim bahwa sasarannya adalah kamp pelatihan dan markas propaganda Houthi. Serangan ini, menurut mereka, dilakukan sebagai balasan atas rentetan serangan drone dan rudal yang sebelumnya dilepaskan Houthis ke arah wilayah Israel.
“Kami menargetkan infrastruktur militer yang digunakan untuk menyerang warga Israel,” bunyi pernyataan resmi militer.
BACA JUGA:Israel Hancurkan Gedung 12 Lantai di Gaza, Klaim Infrastruktur Hamas
BACA JUGA:Alasan Israel Serang RS Nasser: Ada Kamera Hamas
Namun, laporan dari lapangan menunjukkan bahwa korban sipil mendominasi. Sebagian besar yang terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Palang Merah setempat menyampaikan kebutuhan mendesak terhadap obat-obatan dan pasokan medis, karena rumah sakit kewalahan menampung para korban.
Dengan serangan ke Qatar dan Yaman ini, Israel secara nyata memperluas cakupan operasi militernya ke luar wilayah Palestina. Serangan-serangan tersebut tidak hanya menambah jumlah korban sipil, tetapi juga memperbesar resiko konflik meluas dan menyeret lebih banyak pihak ke dalam pertikaian kawasan.(*)
*)Mahasiswa Magang Prodi English for Business and Professional Communication Politeknik Negeri Malang