Sejak meraih gelar terakhir pada 2021, Los Rojiblancos (sebutan Atletico Madrid) seolah kesulitan menembus dominasi Barcelona dan Real Madrid. Bahkan dalam empat pertemuan musim lalu, Atletico hanya menang sekali dan tersingkir dari Copa del Rey setelah kalah tiga kali. Hal ini semakin menegaskan betapa besarnya jarak antara mereka dan dua raksasa La Liga tersebut.
Ucapan Simeone tentang Barcelona pun memunculkan kontroversi. Sebagian fans melihatnya sebagai bentuk apresiasi yang tulus, namun ada pula yang menganggapnya “pengkhianatan simbolis” terhadap klub sendiri. Apa pun tafsirnya, satu hal jelas: meski identik dengan filosofi bertahan, Simeone tetap mengagumi sepak bola menyerang yang indah, dan saat ini, Barcelona adalah contoh terkuatnya. (*)
BACA JUGA:West Ham Incar Sorloth dari Atletico Madrid untuk Tajamkan Lini Depan
*) Mahasiswa magang Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya