Kapolri Mendahului atau Melawan Presiden Prabowo?

Rabu 24-09-2025,05:33 WIB
Oleh: Henri Subiakto*

PRESIDEN Prabowo Subianto sedang menyiapkan agenda reformasi Polri sebagai respons tuntutan publik pascademonstrasi besar pada Agustus 2025. 

Pada 17 September 2025, Prabowo menunjuk Komjen Pol (purn) Ahmad Dofiri, mantan wakapolri yang dikenal tegas karena pernah menangani kasus Ferdy Sambo dan menjadi penasihat khusus presiden bidang kamtibmas serta reformasi kepolisian, sebelum dilantik, telah dinaikkan pangkatnya secara istimewa menjadi jenderal polisi kehormatan (bintang empat). 

Penunjukan itu disertai rencana pembentukan Komite Reformasi Kepolisian di level presiden, yang melibatkan tokoh luar seperti mantan Menko Polhukam Mahfud MD, untuk evaluasi menyeluruh.

BACA JUGA:Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi untuk Perkuat Akuntabilitas Polri

BACA JUGA:Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Libatkan 52 Perwira

Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo merespons cepat dengan membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri secara internal pada hari yang sama melalui surat perintahnya. 

Tim itu beranggota 52 perwira, diketuai Komjen Chryshnanda Dwilaksana dengan Listyo Sigit sebagai pelindung dan wakapolri sebagai penasihat. 

Peristiwa itu mencerminkan dinamika politik yang kompleks di pemerintahan Prabowo. Upaya reformasi Polri jadi uji coba keseimbangan kekuasaan antara presiden, Polri, geng Solo, dan tuntutan publik. 

BACA JUGA:Istana Bantah Isu Prabowo Kirim Surpres Pergantian Kapolri ke DPR RI

BACA JUGA:Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Sosok yang Diisukan Jadi Pengganti Kapolri Listyo Sigit

Penunjukan Dofiri, figur kredibel dari internal Polri yang dihormati karena integritasnya (peraih Adhi Makayasa Akpol 1989), jadi sinyal kuat Prabowo ingin mengendalikan agenda reformasi secara langsung dari istana.

Secara politik, itu akan memperkuat citra Prabowo sebagai pemimpin tegas yang ingin ”membersihkan” institusi polisi dari warisan Presiden Joko Widodo (Listyo diangkat karena kedekatannya sejak dari Solo). 

Kenaikan pangkat Jenderal Dofiri juga bisa dibaca sebagai sikap politik yang memilih loyalis di luar loyalis Listyo. Mengingat, Dofiri lebih senior dan dikenal tegas. Juga, bukan gerbong yang dibina Listyo Sigit.

BACA JUGA:Hampir 100 ribu Orang Tandatangani Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas, Minta Kapolri Tinjau Ulang

BACA JUGA:Kapolri Terlama di Era Reformasi

Kategori :