“Saya paham mereka butuh waktu untuk memeriksa jalur. Tapi perjalanan jadi lebih panjang,” ujarnya saat menunggu kereta menuju bandara.
Menurut HKO, Ragasa menjadi badai dengan sinyal T10 yang berjarak terjauh dari Hong Kong sejak 1946. Tahun ini juga menandai pertama kalinya sejak 1964 kota tersebut mengalami dua kali sinyal T10 dalam satu tahun.
Meski sempat dibandingkan dengan Topan Hato (2017), Saola (2023), dan Wipha (2025), Ragasa dinilai masih lebih lemah dibanding Mangkhut pada 2018. Topan tersebut memporakporandakan kota dengan kerusakan besar.
BACA JUGA:Hong Kong Terendam karena Dilanda Hujan Terderas Sejak 140 Tahun Silam
Pemerintah menegaskan seluruh sekolah ditutup selama dua hari sejak Selasa. HKO memperingatkan masyarakat agar tetap berada di dalam rumah, menjauhi pantai, serta menghindari aktivitas air.
Meski kondisi diperkirakan membaik pada Kamis pagi, proses pemulihan layanan publik dan transportasi kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama. (*)