Dulu Ganggu Elektabilitas, Kini Sikap PDIP terhadap Palestina Terbukti Visioner

Sabtu 27-09-2025,14:10 WIB
Reporter : Indria Pramuhapsari
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY – Dukungan Indonesia terhadap Palestina saat ini, sebenarnya sudah lebih dulu disuarakan oleh PDIP. Tepatnya, oleh Ganjar Pranowo dalam polemik timnas pada 2023 lalu. 

Ketika itu, sikap PDIP memantik kontroversi. Kini, waktu membutkikan bahwa sikap itulah yang memang dikehendaki masyarakat. 

Abdul Kodir, Ph.D, pengamat politik dan sosial asal Jawa Timur (Jatim), mengatakan bahwa sikap politik PDIP itu bukan keputusan emosional. 

Menurut ia, sikap Ganjar itu lahir dari refleksi PDIP terhadap sejarah panjang solidaritas Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina.

BACA JUGA:Prabowo: Perdamaian Palestina-Israel Takkan Datang Jika Keamanan Tak Dijamin

BACA JUGA:Prabowo: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina

Sayangnya, saat pertama kali mencuat, sikap PDIP itu disalahpahami. Sebab, logika pragmatis yang memisahkan olahraga dan politik kala itu lebih mendominasi opini publik.

“Keputusan PDIP dan Ganjar saat itu berakar pada prinsip anti-kolonialisme dan solidaritas kemanusiaan. Sayangnya, sentimen publik bergerak negatif,” ujar Abdul Kodir pada Sabtu, 27 September 2025.

Narasi yang berkembang di media sosial saat itu, imbuhnya, menganggap penolakan PDIP terhadap timnas Israel itu merugikan citra Indonesia dan prestasi olahraga nasional.

Dosen Universitas Negeri Malang itu mengimbuhkan bahwa sikap itu membuat elektabilitas Ganjar sebagai calon presiden dari PDIP ketika itu langsung turun. 

BACA JUGA:Imbas Penolakan Timnas Israel: Drawing Piala Dunia U20 Dibatalkan, Argentina Siap Gantikan Indonesia

BACA JUGA:TPN Ganjar-Mahfud Resmi dibubarkan

“Banyak pihak melihat keputusan ini sebagai politisasi olahraga. Dalam perspektif sosiologi politik, ini menunjukkan betapa kuatnya logika instan publik digital. Isu moral seringkali dikalahkan oleh narasi jangka pendek, termasuk nasionalisme yang dikaitkan dengan prestasi olahraga,” paparnya.

Kini, situasinya berbalik seiring perkembangan geopolitik dunia. Dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini, yang juga dihadiri Presiden Prabowo Subianto, dukungan internasional terhadap pengakuan Palestina emakin menguat.

“Solidaritas global terhadap Palestina kini menjadi sikap kolektif dunia. Hal ini menunjukkan bahwa posisi PDIP dan Ganjar di masa lalu justru selaras dengan arah sejarah,” lanjut alumnus FISIP Unair tersebut.

BACA JUGA:Netanyahu Singgung Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB, Ajak Kolaborasi Negara Muslim dan Israel

BACA JUGA:Trump Tegas Larang Israel Caplok Tepi Barat Jelang Pidato Netanyahu di PBB

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sikap PDIP dan Ganjar saat itu justru visioner. Kini, prinsip itu diakui secara luas.

“Episode ini memberi pelajaran penting bahwa keberanian partai dan pemimpin politik untuk berpijak pada nilai kemanusiaan bisa saja menghadapi ujian elektoral," tegasnya.

Namun, seiring waktu, kesadaran kolektif dunia akan bergeser dan mengakui posisi yang benar secara moral.

Abdul Kodir menambahkan bahwa dinamika tersebut menunjukkan fakta politik nilai yang kerap berbenturan dengan opini publik yang cair dan mudah dipengaruhi sentimen pragmatis.

BACA JUGA:Wujudkan Kepedulian pada Wong Cilik, PDIP Jatim Rutinkan Jumat Berkah

BACA JUGA:Rembuk Hari Tani Nasional DPC PDIP Tulungagung: Pertanian Organik Memberi Nilai Tambah

Meski sempat membayar mahal secara politik, sikap PDIP kini dinilai selaras dengan arus global yang mendukung Palestina.

“Keberanian PDIP dan Ganjar saat itu mungkin dianggap tidak populer, tapi kini tampak sebagai langkah yang konsisten dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan bangsa ini sejak awal kemerdekaan,” pungkasnya. (*)

Kategori :