HARIAN DISWAY - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pelemahan tersebut tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor fundamental ekonomi, melainkan lebih dipicu oleh perbedaan ekspektasi pasar domestik, isu yang beredar di media, serta sentimen negatif yang berkembang.
Menurut Purbaya, arus modal asing sejatinya masih masuk ke pasar keuangan Indonesia.
Namun, masuknya dana asing itu tidak serta-merta menguatkan rupiah karena adanya perbedaan pandangan antara investor asing dengan pelaku pasar domestik.
“Ya agak aneh asing masuk rupiah melemah. Karena yang tadi ekspektasi yang berbeda dari pelaku pasar domestik,” ujarnya.
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Pastikan Cukai Rokok Tak Naik Tahun Depan, Pilih Berantas Rokok Ilegal
BACA JUGA:Purbaya: Kalau Ekonomi Bisa Tumbuh 6 Persen, Rocky Gerung Harus Minta Maaf
Ia mencontohkan, salah satu pemberitaan yang beredar mengenai bunga deposito dolar yang disebut-sebut akan naik hingga 4 persen.
Menurutnya, isu tersebut memicu kepanikan di kalangan investor lokal dan mendorong sebagian pelaku pasar melakukan peralihan aset dari rupiah ke dolar.
“Hembus-hembuskan kan bunga akan 4% dolar, itu otomatis men-trigger keinginan untuk switch dari rupiah ke dolar,” jelasnya.
Purbaya menilai langkah tersebut terjadi tanpa alasan kuat sehingga justru memperberat tekanan terhadap rupiah. “Tanpa alasan yang jelas… itu kan hanya menimbulkan sentimen negatif. Saya akan minta atau himbau mereka untuk mengoreksi itu,” tegasnya.
BACA JUGA:Isu Pencopotan Massal Dirjen Kemenkeu Merebak, Purbaya Bantah: Hanya Gosip
BACA JUGA:Purbaya Ogah Perpanjang Tax Amnesty, Pilih Fokus pada Kepatuhan Pajak
Purbaya juga menekankan bahwa pelemahan rupiah kali ini bersifat sementara karena dipengaruhi kesalahpahaman pasar terhadap arah kebijakan pemerintah. “Ini kan hanya jangka pendek aja ya. Saya pikir karena ada kesalahpahaman pasar terhadap kebijakan,” kata Purbaya.
Meskipun rupiah sempat menembus level Rp16.600 per dolar AS, ia optimistis nilai tukar akan kembali menguat seiring dengan membaiknya sentimen investor. “Tapi saya yakin akan balik ke level fundamentalnya,” ungkapnya.