Saya menuju restoran hotel untuk sarapan. Di situ terdapat kaca yang menyajikan pemandangan kolam renang hingga bagian atas hotel. Dari situlah embusan badai terlihat jelas.
BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (6): Lanskap Seni dan Kota di M+
Bentuknya menyerupai kain tipis transparan. Melaju sangat kencang. Tak kunjung berhenti dan seakan tak ada ujungnya.
Sekitar pukul 2 siang, tim HKTB mengajak kami untuk sharing session. Berlokasi di Shantung I Room, lantai 8.
Aqua Luna, jung tradisional yang mengangkut wisatawan menyusuri Victoria Harbour.-Hong Kong Tourism Board-
Dalam acara itu, tim HKTB menunjukkan kami berbagai destinasi menarik. Destinasi yang tak sempat kami kunjungi karena badai.
BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (5): M+, Ikon Global Budaya Visual Kontemporer Asia
Paling tidak, kami masih bisa menikmati foto-foto dan video berbagai lokasi wisata tersebut. Pertama, Aqua Luna.
Dalam video yang disajikan, tampak suasana senja di atas Victoria Harbour. Cahaya jingga keemasan membalut langit kota. Deretan gedung pencakar langit mulai berkilau.
Di tengah panorama modern itu, sebuah kapal kayu tradisional berlayar anggun. Layar merahnya terlihat mencolok di antara gemerlap kota. Itulah Aqua Luna. Jung tradisional Tiongkok yang menjadi ikon Hong Kong.
BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (4): Ladies Market, Surga Barang Murah di Mong Kok
Kapal itu lahir pada 2006. Buah karya Au Sai-kit, pemilik generasi ketiga Kwong Ming Shipyard, bengkel kapal yang telah berdiri sejak 1950-an.
Bengkel itu berada di kawasan A Kung Ngam, Shau Kei Wan, Hong Kong Island. Sai-kit mengerjakan kapal itu bersama ayahnya.
Pekerjaan itu menuntut presisi luar biasa. Kesalahan 0,5 sentimeter saja bisa membuat papan kayu tidak pas atau malah bocor.
BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (3): Gemerlap Kota dari Ketinggian 428 Meter
Namun, justru dari proyek itulah Kwong Ming Shipyard menemukan kembali semangatnya. Tetap eksis di tengah surutnya permintaan kapal kayu.