Meski demikian, kritik tetap muncul. Isu etika, privasi, hingga potensi penyalahgunaan masih menghantui. Bayangkan jika wajah selebritas disisipkan tanpa izin. Atau jika suara seseorang dipakai untuk pesan yang tidak pernah ia ucapkan.
BACA JUGA: OpenAI Tolak Tawaran Akuisisi Elon Musk Senilai USD 97,4 Miliar
OpenAI mencoba menutup celah itu dengan sistem izin dan kontrol. Tetapi publik masih menunggu apakah benar-benar efektif.
Di sisi lain, peluang yang ditawarkan juga tak kecil. Kreator konten bisa menghemat biaya produksi, pemasar bisa menghadirkan iklan yang lebih imersif. Dunia pendidikan bisa memvisualisasikan materi dengan cara yang lebih interaktif.
Sora 2 seolah membuka pintu baru dalam dunia kreatif. Itu merupakan pintu yang sama-sama menjanjikan emas sekaligus ranjau.
BACA JUGA:AI Eksperimental Milik OpenAI Raih Medali Emas di Olimpiade Matematika Internasional
Teknologi itu jelas akan membentuk wajah internet di tahun-tahun mendatang. Entah kita akan menyambutnya dengan tepuk tangan, atau justru waspada karena potensi bahayanya.
Tapi satu hal yang pasti: Sora 2 menegaskan bahwa batas antara nyata dan buatan semakin kabur. (*)