SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perlombaan lomba debat di Disway Mandarin Debate and Speech berlangsung di hari kedua pada 4 Oktober 2025. Disway Mandarin Debate and Speech merupakan lomba debat dan pidato berbahasa Mandarin pertama kali di Indonesia dan diselenggarakan oleh Harian Disway.
Pertandingan di pagi hari, sesi pertama, diikuti oleh SMA Xin Zhong dan SMA Nurul Jadid. SMA Xin Zhong kebagian menjadi tim pro, sedangkan SMA Nurul Jadid berperan sebagai kontra.
Kedua tim itu mendapatkan tema tentang Dakwah Semakin Efektif di Era Artificial Intelligence (AI). Hasil penilaian juri menunjukkan tim pro mendapatkan skor 85,63 sedangkan tim kontra memperoleh skor 84,63 poin.
Tim pro SMA Xin Zhong terdiri atas Monique Fithriyana Ramadhany, Kimzy Fortunio Karanth, dan Emir Hikari Purwanto. Sementara itu, tim kontra SMA Nurul Jadid 1 terdiri dari Awan Sultan Abdul, Ahmad Fajrel Falah, dan Bil Haq Robby Hasby.
Sebagai tim pro, SMA Xin Zhong menyampaikan argumen yang kuat untuk mendukung teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai media dakwah supaya lebih efektif. Salah satu contoh penerapannya menurut pendapat SMA Xin Zhong adalah tentang ahli waris.
“Misalnya, seperti ahli waris. Itu kan susah dipahami dan rumit. Nah, semua orang bisa menanyakan itu kepada AI untuk membantu menjelaskan mengenai aturan ahli waris agar mudah dipahami,” ungkap Emir Hikari Purwanto, salah satu anggota debat dari SMA Xin Chong.
Peserta lomba debat dari SMA Xin Zhong lebih unggul satu poin dari SMA Nurul Jadid di Disway Mandarin Debate and Speech Competition. - Sahirol Layeli - Harian Disway
Kemudian, para anggota grup debat SMA Xin Zhong juga mengemukakan bahwa Artificial Intelligence (AI) bisa membantu banyak orang untuk menjangkau materi dakwah Islam ke tempat yang sulit didatangi oleh para ulama.
Selain itu, dengan menggunakan AI, semua orang bisa mendapatkan bantuan untuk membaca Al-Qur’an. Jadi, AI akan menuntun dengan cara membacakan Al-Qur’an dan suaranya bisa didengarkan secara langsung.
“Menurut pihak pro, dakwah bisa tersampaikan dengan cepat, kalau menggunakan teknologi AI. Sedangkan, pihak kontra berpendapat bahwa nilai dakwah bukan seberapa cepatnya, tetapi berkaitan dengan spiritualitas,” tutur Novi Basuki, selaku moderator yang menerjemahkan lomba debat di sesi pertama.
BACA JUGA:ISNU Jatim Dukung Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025