HARIAN DISWAY - Para aktivis yang bergabung dalam armada Global Sumud Flotilla (GSF) mengalami berbagai macam perlakuan buruk selama ditahan oleh Israel.
Sebanyak 137 aktivis yang dideportasi berhasil sampai di Istanbul pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Mereka termasuk 36 warga negara Turki bersama dengan para aktivis dari Malaysia, Kuwait, Swiss, Amerika Serikat, Yordania, dan negara-negara lainnya.
BACA JUGA:223 Orang Aktivis Internasional Armada Global Sumud Flotilla Ditahan Israel
BACA JUGA:Drone Peledak Sasar GSF Flotilla: PBB Desak Investigasi, Italia Kerahkan Kapal Perang
Selama ditahan di Israel, para aktivis menyatakan mereka mendapat perlakuan yang buruk.
“Kami dicegat oleh kapal-kapal Angkatan Laut Israel,” jelas Paolo Romano, seorang anggota dewan daerah dari Lombardia di Italia.
“Beberapa kapal GSF juga ditembak menggunakan water cannon. Semua kapal armada GSF diambil alih oleh orang-orang bersenjata berat,” tambahnya.
Romano pun menambahkan bahwa tentara-tentara tersebut menggunakan kekerasan fisik maupun psikologis.
Sebanyak 137 aktivis kemanusiaan dari misi Global Sumud Flotilla akhirnya dibebaskan oleh otoritas Israel --X TXT World
“Mereka memaksa kami berlutut dan menghadap ke bawah. Jika kami bergerak, mereka memukul kami. Mereka mengejek, menertawakan, dan memukul kami,” jelas Romano.
Selain Romano, seorang jurnalis Turki yang mengikuti pelayaran GSF, Ersin Celik juga menyatakan kesaksiannya atas kekejaman tentara Israel. Celik mengatakan bahwa Greta Thunberg diseret di tanah dan dipaksa mencium bendera Israel.
Aktivis asal Malaynis, Hazwani Helmi dan peserta armada GSF asal Amerika Serikat, Windfield Beaver juga memberikan kesaksian serupa di Bandara Istanbul.
BACA JUGA:Kapal Perang Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla
BACA JUGA:Armada Global Sumud Flotilla Dekati Gaza, Bawa Bantuan Kemanusiaan
"Kami diperlakukan seperti binatang," jelas Helmi. Ia pun menambahkan bahwa mereka tidak diberi makanan, air bersih, maupun obat-obatan.