Ketiga, global migration akan berganti pola menjadi regional migration. Negara-negara akan lebih memprioritaskan mengambil tenaga kerja atau menerima permohonan suaka dan pengungsi dari kawasan satu regional.
Contohnya, terbentuknya regionalisasi ekonomi di berbagai kawasan tentu akan mendorong kerja sama ekonomi dengan migrasi sebagai katalisnya, seperti hak mobilitas bebas bagi tenaga kerja anggota Uni Eropa dan BRICS.
Kesimpulannya, migrasi global tidak benar-benar hilang karena adanya aksi protes di beberapa negara tersebut.
Faktanya, protes tersebut tidak dapat dilepaskan dari konteks politik domestik dan kepentingan untuk memenangkan isu publik domestik atas legitimasi pemerintah.
Yang terjadi adalah pergeseran pola migrasi menjadi lebih selektif. Keran yang sebelumnya dibuka lebar kini diperkecil alirannya sehingga lebih tepat sasaran menjadi lebih terfokus.
Para migran, khususnya tenaga kerja dipilah, diseleksi demi kebutuhan pasar tenaga kerja dan industri, pun untuk pencari suaka dan pengungsi. (*)
*) Nugroho Rudy Pradhana Bastam adalah analis Keimigrasian Pertama, Direktorat Jenderal Imigrasi.