8 Efek Samping Konsumsi Matcha Secara Berlebihan

Senin 20-10-2025,08:10 WIB
Reporter : Fitri Aprilia Alfina*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Meskipun konsumsi kafein mampu memberikan energi, namun, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, kegugupan, dan detak jantung cepat.

Bahkan mampu memicu ketidakseimbangan hormon. Itu menyebabkan kelelahan, perubahan suasana hati, hingga meningkatkan hormon stres. 

2. Kanker Esofagus

Mengonsumsi matcha secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker esofagus (saluran di tenggorokan yang menghubungkan ke lambung). Gejalanya berupa kesulitan menelan, batuk, nyeri ulu hati, dan suara serak. 

BACA JUGA:4 Rekomendasi Gerai Matcha di Surabaya

BACA JUGA:5 Manfaat Matcha bagi Tubuh

3. Masalah Pencernaan

Kandungan tanin dan katekin dalam matcha mampu mengiritasi lapisan lambung jika dikonsumsi berlebihan. 

Kelebihan tanin mampu meningkatkan keasaman lambung. Itu menyebabkan rasa mual. Sedangkan kandungan katekin mampu mengubah kecepatan pencernaan. Sehingga memicu risiko diare atau sembelit. 

Selain itu, iritasi dalam lapisan lambung mampu menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Untuk menghindari efek samping tersebut, pastikan mengonsumsi matcha tidak dalam keadaan perut kosong.

4. Meningkatkan Tekanan Darah Tinggi


Konsumsi matcha secara berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan tekanan darah--freepik.com

Studi yang dimuat dalam European Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan konsumsi matcha dalam jangka panjang mampu meningkatkan tekanan darah.

BACA JUGA:Perbedaan Matcha dan Green Tea, Terlihat Serupa Sebenarnya Tak Sama!

BACA JUGA:Rasa Cokelat dan Matcha Bikin Meal Replacement Ini Enak dan Praktis Dikonsumsi

Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko kesehatan lainnya. Seperti serangan jantung atau stroke. 

5. Menurunkan Penyerapan Mineral Dalam Tubuh

Kandungan tanin yang tinggi dalam matcha dapat menurunkan penyerapan mineral penting dalam tubuh. Seperti zat besi atau kalsium. 

Dalam jangka panjang, kondisi tersebut mampu menyebabkan kekurangan nutrisi. Apalagi pada individu yang rentan mengalami kekurangan zat besi. 

Sehingga kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko kelelahan, melemahnya kekebalan tubuh, dan memicu masalah kesehatan tulang. 

Kategori :