Tema ini sekaligus menjadi ajakan untuk melihat kondisi gagap dari berbagai perspektif. Masing-masing individu memiliki pengalaman, perjuangan, dan keunikan tersendiri dan tidak harus disamakan.
Alih-alih berfokus pada keterbatasan, tema ini mendorong semua pihak untuk menyoroti kekuatan dan resiliensi orang yang gagap.
Mereka yang gagap sering mengembangkan empati, kesabaran, dan kemampuan komunikasi nonverbal yang justru membuat mereka semakin berkualitas dan mampu memperkaya interaksi sosial dengan masyarakat.
BACA JUGA: 5 Cara Menjadi Pendengar yang Baik agar Selalu Dihargai
BACA JUGA: Merawat Keluarga Lewat Komunikasi, Saat Kata menjadi Jembatan
Cara Mendukung Orang yang Gagap
MENDUKUNG orang yang gagap tidak selalu membutuhkan tindakan besar. -evgenyatamanenko-Istock
Mendukung orang yang gagap tidak selalu harus dengan tindakan besar. Justru, perubahan kecil dalam cara kita mendengarkan dan berinteraksi dapat membawa dampak besar.
Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
1. Beri waktu untuk berbicara. Jangan memotong atau melengkapi kalimat mereka, biarkan mereka menyelesaikan setiap kata dan kalimat dengan tempo mereka sendiri.
2. Fokus pada pesan, bukan cara bicara. Dengarkan isi pembicaraan dengan seksama, bukan frekuensi pada pengulangan katanya.
BACA JUGA: Orang Tua Wajib Tau! Ini Ciri-ciri Anak yang Mengalami Bullying
BACA JUGA: Bahasa sebagai Pembentuk Peradaban (2): Alat Interaksi dan Komunikasi
3. Hindari komentar negatif atau bercanda soal gagap. Hal ini bisa membuat mereka merasa tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri mereka.
4. Ciptakan ruang aman bagi mereka. Baik di sekolah, tempat kerja, maupun lingkungan sosial, pastikan setiap orang merasa dihargai tanpa tekanan untuk berbicara dengan “sempurna”.
5. Dukung kampanye kesadaran. Bagikan informasi, hadiri webinar ISAD, atau sekadar sebarkan pesan positif di media sosial.