Bagi masyarakat Jawa, bulan suro disebut menjadi pantangan untuk menggelar pernikahan karena dianggap tak mendatangkan keberuntungan-Instagram kratonjogja-
Kuncinya adalah menjaga keseimbangan antara kesederhanaan dan pelestarian. Pasangan muda bisa tetap mengadakan intimate wedding. Namun, dengan menyelipkan elemen adat yang bermakna.
Entah melalui pakaian tradisional, doa restu keluarga, atau simbol-simbol budaya yang tetap hidup di dalamnya.
Karena pada akhirnya, pernikahan bukan sekadar pesta. Melainkan perjalanan membangun makna. Dan makna itu akan terasa lebih dalam jika tetap berakar pada tradisi. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Airlangga.