HARIAN DISWAY - Israel telah mengizinkan tim khusus dari Mesir dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk melakukan pencarian jenazah sandera Hamas yang tersisa.
Hamas telah menyerahkan 15 dari 28 jenazah sandera Israel. Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata tahap pertama, Hamas harus mengembalikan seluruh jenazah sandera Israel.
Sebelumnya, Hamas sempat melaporkan kesusahan dalam melakukan evakuasi jenazah karena kondisi Gaza yang porak-poranda.
BACA JUGA:Netanyahu: Israel Tak Butuh Izin Serang Gaza dan Lebanon
PBB memperkirakan 84persen wilayah Gaza dipenuhi puing-puing akibat serangan dari Israel.
Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa tim khusus Mesir telah diizinkan untuk bekerja sama dengan ICRC dalam mencari jenazah sandera Hamas.
Mereka akan menggunakan mesin eskavator dan truk untuk pencarian di luar garis kuning.
Garis kuning merupakan batas yang membentang di utara, selatan, dan timur Gaza untuk menandai batas penarikan pasukan Israel berdasarkan gencatan senjata di Gaza.
Media lokal Israel juga melaporkan pada Minggu, 26 Oktober 2025 bahwa Hamas turut diizinkan masuk ke wilayah Gaza yang dikuasai IDF untuk mengevakuasi jenazah sandera.
Hamas mengatakan bahwa saat ini mereka sedang bekerja sama dengan Mesir untuk membantu proses evakuasi.
BACA JUGA:Warga Israel Murka Hamas Belum Serahkan Jenazah Sandera Secara Lengkap
ICRC dan Hamas melakukan penggalian tanah menggunakan buldoser untuk mempercepat proses evakuasi jenazah sandera yang tersisa di Hamad, Khan Younis pada Jumat, 17 Oktober 2025.--The Guardian
Melansir media The Times of Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui gagasan tersebut.
“Mereka adalah tim teknis, tidak ada satupun personel yang berasal dari militer. Mereka masuk hanya untuk menemukan sandera yang tewas,” ujar Kantor Perdana Menteri Israel.
Tim tersebut dapat melewati garis kuning IDF ke wilayah Gaza untuk melakukan pencarian dan evakuasi 13 jenazah sandera yang tersisa.