SURABAYA, HARIAN DISWAY - Peringatan 97 tahun Sumpah Pemuda dan Indonesia Raya digelar di makam W.R. Supratman, Surabaya, pada 28 Oktober 2025.
Acara tersebut diikuti oleh masyarakat setempat. Juga lebih dari 30 komunitas di Surabaya, antara lain: MASTRIP atau MAS Tentara Pelajar Republik Indonesia, Surabaya Digital City (SDC), Begandring Soerabaia, Komunitas Kebaya Indonesia, Buleks Community 99, LSM Jas Merah, dan Maharanee Gypsi Mountaineers (MGM) Surabaya dan lain-lain.
Peringatan Sumpah Pemuda tersebut mengusung tema reflektif "Menuju Republik Indonesia Emas" dengan Menyanyikan Indonesia Raya tiga Stanza.
Perayaan tersebut berawal dari kegelisahan pribadi Rudy T. Mintarto sebagai ketua pelaksana acara. Ia melihat fenomena Indonesia Raya saat ini hanya dinyanyikan dalam satu stanza saja. Padahal, tiga stanza merupakan doa dan cita-cita luhur yang lahir sebelum republik Indonesia merdeka.
BACA JUGA:Refleksi Hari Sumpah Pemuda 2025: Dua Wajah di Lini Masa, Potret Generasi Gelisah
Potret Rudy T. Mintarto selaku ketua pelaksana Peringatan 97 tahun Sumpah Pemuda dan Indonesia Raya-Afif Siwi Al Azzam-Harian Disway
"Semua ini berawal dari kegelisahan saya. Mengapa lagu kebangsaan yang dikenal hanya satu stanza saja? Jika kita hanya menyanyikan sepertiganya, maka semangat kebangsaan kita pun hanya berdenyut separuhnya," ujarnya.
Padahal menurutnya, Indonesia Raya tiga stanza memuat doa dan cita-cita luhur yang lahir sebelum Indonesia merdeka.
Acara itu dikemas dengan reflektif dan estetis. Dengan berbagai pertunjukan yang mengajak masyarakat serta pemuda-pemudi untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan kebangsaan.
Salah satunya terdapat drama teatrikal Sumpah Pemuda. Dibawakan oleh para mahasiswa STKW Surabaya. Teatrikal tersebut menampilkan respons para pemuda Surabaya terhadap Kongres Pemuda II di Batavia.
BACA JUGA:Kemenpora Imbau Pengibaran Bendera Merah Putih di Hari Sumpah Pemuda ke-97
Dalam pementasan tersebut, sembilan tokoh pemuda mengajak penonton untuk melebur menjadi satu. Kemudian membacakan Sumpah Pemuda dan menyanyikan Indonesia Raya tiga stanza oleh Paduan Suara MASTRIP.
Pementasan itu membuat para penonton ikut trenyuh. Mereka juga turut berpartisipasi. Apalagi pementasan itu dikemas dengan sentuhan ludruk. Lengkap dengan dialog dagelan. Menambah keceriaan suasana.