RM BTS Hadir Sekaligus Memberikan Pidato Dalam Pagelaran Acara APEC 2025 -The chousun daily -The chousun daily
"Kesuksesan itu merupakan hasil dari menghormati keberagaman, merangkul budaya global, dan melestarikan identitas Korea," jelasnya. "Solidaritas tanpa batas dari fandom BTS, ARMY, juga berasal dari hal ini. Itulah sebabnya K-pop dicintai di mana-mana."
ARMY pasti bahagia sekali. Karena komunitas fans BTS itu berkali-kali disebut RM, dengan peran yang signifikan.
BACA JUGA:RM BTS Raih Artis K-Pop Favorit di American Music Awards 2025, Lanjutkan Tradisi BTS!
BACA JUGA:Lirik dan Terjemahan Stop the Rain, Kolaborasi RM BTS dan Tablo tentang Masa Lalu Kelam
"Dukungan dan cinta ARMY yang sangat besar telah menerabas begitu banyak batas. Serta menciptakan jalur baru buat kami. Mereka memberi kami suara yang didengar di Billboard Music Awards, di Grammy Awards, di PBB, bahkan di Gedung Putih," paparnya.
RM lantas mengenang. Sepuluh tahun yang lalu, waktu mereka baru debut, sulit sekali musik mereka diterima negara-negara yang berbahasa Inggris. Penghalang dari segi bahasa sangatlah kuat, karena pendengar tidak paham apa yang mereka sampaikan.
"Tapi kami tidak diam saja dan menunggu, kan? Kami ciptakan kesempatan sendiri. Kami ke AS, kami menari di jalan, menggelar konser gratis, dan bahkan membagi-bagikan brosur sendiri," ia mengingat perjuangannya bersama Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook pada 2014.
RM BTS Hadir Sekaligus Memberikan Pidato Dalam Pagelaran Acara APEC 2025 -The chousun daily -The chousun daily
"Namun bahkan ada yang lebih sulit lagi. Ketika kami bilang kami artis dari Korea, mereka tidak bertanya soal musik kami. Orang-orang malah bertanya, 'Kalian dari Korea Utara atau Selatan?' Itulah kenyataannya," kata RM prihatin.
BACA JUGA:RPWP Is Coming! Film Dokumenter RM BTS Tayang di Bioskop, Tiket Dijual 20 November
BACA JUGA:RM BTS Rayakan Ultah ke-30 dengan Donasi untuk Veteran Korea, Sumbangkan 1 Juta KRW
Sekali lagi, ia menyebut ARMY sebagai kekuatan yang menghancurkan dindin pembatas itu. "Mereka menggunakan musik kami sebagai media untuk menciptakan percakapan di atas lintas batas negara dan bahasa," jelasnya.
Terinspirasi dari lagu-lagu BTS, mereka menggalang donasi, menggelar kampanye berbagai isu sosial, yang akhirnya membuka mata dunia.
Dulu, kata RM, mereka dianggap sebagai pendukung musik minoritas dari Asia. Kini, mereka membentuk kultur fandom di berbagai negara di dunia.
"Kesuksesan gemilang K-pop membuktikan bahwa keberagaman budaya dan kreativitas adalah potensi terbesar umat manusia. Tidak ada batas, dan tidak ada batasan untuk berkembang," tuturnya.