KPK Akan Panggil Sejumlah Pihak Terkait Kasus Dugaan Korupsi Whoosh

Sabtu 01-11-2025,13:52 WIB
Reporter : Feila Salasya Rahmadilla*
Editor : Noor Arief Prasetyo

HARIAN DISWAY - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi informasi terbaru terkait kasus dugaan korupsi proyek kereta cepat atau Whoosh. Dalam hal ini, Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap sejumlah pihak terkait untuk dimintai keterangan dalam perkara tersebut.  

"Tentunya pihak-pihak yang diduga mengetahui konstruksi perkara ini," ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo. Akan tetapi, Budi belum mengungkap lebih lanjut perihal pihak-pihak yang dimintai keterangannya tersebut. Hal itu belum bisa disampaikan detailnya secara lengkap karena memang masih pada tahap penyelidikan.

Dugaan korupsi dalam pengadaan kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh di era Presiden RI Joko Widodo saat ini tengah menjadi sorotan publik.

BACA JUGA:KPK Selidiki Dugaan Mark-up Whoosh, KCIC Bersikap Kooperatif

Sebelumnya, terdapat satu pihak yang juga menjadi sorotan dalam kasus tersebut yakni Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD.

Ia menyatakan bahwa ia siap diperiksa oleh KPK jika memang diperlukan pemeriksaan terkait dugaan korupsi tersebut. Menurutnya dugaan mark up di proyek pengadaan kereta cepat atau Whoosh itu telah lama muncul. 

Pihak KPK sebelumnya mendorong Mahfud MD untuk membuat laporan terkait dugaan korupsi terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh tersebut.

BACA JUGA:Proyek Kereta Cepat Whoosh Jadi Sorotan, Mahfud MD Tegaskan Tak Akan Lapor tapi Siap Diperiksa

Mahfud MD justru menyarankan agar KPK memanggil terlebih dahulu pihak lain yang ia sebut sebelumnya serta memanggil pihak yang memiliki data valid mengenai proyek pengadaan kereta cepat tersebut. 

Alasan Mahfud menjadi sorotan dalam kasus ini karena ia mengungkap adanya kejanggalan dalam biaya pengadaan kereta cepat Whoosh. Ia menyebut bahwa biaya per kilometer di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS.

Jumlah tersebut jauh lebih mahal dibandingkan di China yang nilainya hanya sekitar 17 hingga 18 juta dolar AS. Menanggapi pernyataan dari Mahfud MD, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kemudian memberi pernyataan bahwa pihaknya sangat terbuka untuk menerima data tambahan dari Mahfud guna diperiksa lebih dalam nantinya.

BACA JUGA:Babak Baru Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, KPK Mulai Penyelidikan

"Terima kasih informasi awalnya, dan jika memang Prof. Mahfud ada data yang nanti bisa menjadi pengayaan bagi KPK, maka kami akan sangat terbuka untuk kemudian mempelajari dan menganalisisnya," ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo. (*)

*) Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya

Kategori :