HARIAN DISWAY — Hujan gerimis tak menyurutkan semangat warga memenuhi jalan dari Tugu Pahlawan hingga Balai Pemuda. Suasana Surabaya sore dipenuhi pekik “Merdeka” yang membahana di antara gemuruh drum dan langkah peserta Parade Juang Surabaya, 2 November 2025.
Parade tahun ini mengusung tema “Surabaya Epic”, yang menggambarkan perjuangan rakyat Surabaya sebagai kisah heroik yang melegenda.
Barisan demi barisan melintas dengan penuh semangat, menghadirkan sosok-sosok pahlawan nasional yang dikemas dalam nuansa budaya Nusantara. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, hadir bersama istrinya dan menyapa warga di sepanjang jalan.
“Koen Bonek? Ojok kalah maneng, Bos, (kamu Bonek? Jangan kalah lagi, Bos),” ujarnya sambil tersenyum menanggapi sapaan warga. Kehangatan interaksi itu menambah semarak suasana di tengah gerimis yang membasahi kota.
BACA JUGA:Sampah Kasur, Sofa, dan Lemari Kini Wajib ke TPS Khusus, Berikut Lokasinya!
Di antara peserta parade, SMA Negeri 21 Surabaya menjadi salah satu penampil yang mencuri perhatian. Sekolah ini menampilkan drama teatrikal bertema perjuangan yang dikonsep khusus menggambarkan peristiwa heroik di Surabaya.
Teatrikal dibuka dengan adegan Polisi Istimewa yang menggantikan bendera Jepang dengan bendera Indonesia. Adegan tersebut menggambarkan momen proklamasi yang pertama kali diumumkan oleh polisi di Surabaya, bukan di Jakarta.
BACA JUGA:Enam Siswa SDN Magorejo 1 Diduga Keracunan Susu, Penyebab Belum Terungkap
Menurut Rudlofuddin Jindan, guru teater SMA Negeri 21 Surabaya, sekaligus koordinator pertunjukan disekolah nya. Proses persiapan telah dilakukan selama dua bulan, “Konfirmasi ke kami sekitar dua bulan sebelumnya. Awalnya latihan seminggu sekali, tapi mendekati acara kami latihan setiap hari,” katanya.
Ia menambahkan, naskah drama kolosal itu digagas oleh Heri Lento dan dikembangkan bersama tim sekolah. “Kami ingin menggambarkan semangat arek-arek Suroboyo melalui drama yang terbagi dalam beberapa bagian: Surabaya Epic, Surabaya Siap, dan Surabaya Merdeka,” ujar Jindan.
Dalam teatrikal tersebut, para siswa memerankan beragam tokoh penting dari masa perjuangan. Ada pasukan polisi istimewa, tentara Jepang, sekutu Inggris, serta rakyat yang membawa foto para pahlawan gugur.
“Kita menghormatinya dengan membawa simbolisasi 'ini loh orang-orangnya, ini loh nama-namanya' seperti itu,” tambahnya. Kostum yang dikenakan para peserta juga dibuat menyerupai busana pada masa perang.
BACA JUGA:Parah! Rumah Pompa Kalisari Surabaya Jebol Tersumbat Sofa