Gula memang memberi energi cepat, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, dampaknya bisa merugikan kesehatan dalam jangka panjang.
BACA JUGA: Cara Mengurangi Sugar Addiction untuk Cegah Anak Terkena Diabetes
BACA JUGA: Cegah Sugar Craving pada Anak, Ini 5 Langkah yang Dapat Bunda Terapkan
Kendati demikian, pembahasan tentang gula tidak berhenti pada sisi medis saja. Di luar dampak kesehatan, masih ada persepsi sosial yang membuat banyak orang percaya bahwa gula dapat mengubah perilaku anak.
Fenomena sugar rush pun lebih merupakan mitos populer daripada fakta ilmiah. Kepercayaan bahwa gula membuat anak hiperaktif sudah lama hidup di masyarakat, meski bukti ilmiah tidak mendukung anggapan tersebut.
Jadi, kalau seorang anak tampak lebih aktif setelah menikmati cokelat atau permen, kemungkinan besar bukan karena gulanya, melainkan karena ia sedang benar-benar bahagia. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya