BACA JUGA:Mengenal Sambal Khas Nusantara: Dari Matah Hingga Roa, Ikon Kuliner Indonesia
BACA JUGA:Menjelajah Pasar Tradisional Dunia: Kuliner, Budaya, dan Keunikan Tiap Sudutnya
PELUANG RESET: KULINER MENDUNIA
Di sisi lain, kuliner punya peluang besar untuk menjadi motor reset Indonesia.
• Gastronomi sebagai pariwisata. Wisata kuliner kini menjadi daya tarik utama. Banyak turis asing yang datang ke Indonesia tidak hanya untuk melihat pantai, tetapi juga untuk mencicipi makanan khas. Bayangkan, jika Malang dikenal bukan hanya karena Bromo, melainkan juga karena bakso dan rawon setannya. Atau, Padang karena nasi rendang sebagai warisan budaya dunia.
• Kuliner sebagai ekonomi kreatif. UMKM kuliner tumbuh subur di mana-mana. Dengan digitalisasi, makanan bisa dipesan, dipromosikan, dan dijual lintas kota, bahkan lintas negara. Reset kuliner berarti memberikan ruang lebih besar bagi UMKM untuk naik kelas.
• Kuliner sebagai diplomasi. Korea sukses mendunia lewat K-food yang dikemas bersama drama dan musiknya. Jepang menduniakan sushi. Mengapa Indonesia tidak bisa melakukan hal serupa dengan rendang, sate, atau jamu?
STRATEGI RESET KULINER INDONESIA
Untuk menjadikan kuliner sebagai bagian dari reset Indonesia, ada beberapa langkah strategis:
1. Standardisasi dan dokumentasi. Resep-resep lokal harus ditulis, dikaji, bahkan dipatenkan. Tidak cukup hanya diwariskan dari mulut ke mulut.
2. Branding nasional. Kita butuh kampanye besar-besaran untuk mengenalkan kuliner Indonesia. Rendang pernah dinobatkan CNN sebagai makanan terenak di dunia. Namun, apakah kita sudah memanfaatkannya dengan maksimal?
3. Inovasi tanpa kehilangan otentisitas. Kuliner harus berani beradaptasi dengan selera global tanpa kehilangan jati diri. Misalnya, tempe bisa diolah menjadi burger sehat atau produk siap saji untuk pasar ekspor.
4. Kolaborasi sektor. Pemerintah, pelaku usaha, akademisi, hingga komunitas harus bekerja bersama. Dari festival kuliner, riset bahan pangan lokal, hingga pelatihan chef muda, semuanya harus berjalan serentak.
5. Edukasi generasi muda. Anak muda perlu merasa bangga dengan makanan lokalnya. Membuat mereka lebih memilih es cendol ketimbang bubble tea, atau menganggap nasi goreng tak kalah keren jika dibandingkan dengan ramen.
PENUTUP: KULINER MASA DEPAN
Reset Indonesia bukan hanya soal pembangunan ekonomi atau politik. Ia juga soal identitas, kebanggaan, dan cara kita menampilkan diri di dunia. Dari dapur sederhana di pelosok negeri, kuliner Indonesia bisa menjadi kekuatan lunak yang mendunia.