HARIAN DISWAY – Fokus PDIP dalam peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 ini adalah generasi muda. Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyerukan kepada generasi muda agar meneladan semangat kepeloporan dan pengorbanan para pahlawan.
Khususnya, nilai kepeloporan dan pengorbanan yang diwariskan Bung Karno sebagai tokoh besar yang lahir di Surabaya.
Seruan itu disampaikan Hasto dalam acara Arek Suroboyo Nyalakan Perjuangan yang digelar oleh Youth Leaders Forum (YLF) Surabaya di Balai Budaya Surabaya pada Minggu malam, 9 November 2025.
Ratusan remaja dan pemuda, aktivis, dan tokoh masyarakat meramaikan rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November tersebut.
BACA JUGA:Hasto: Hari Pahlawan Momentum Spirit Pengorbanan
BACA JUGA:Megawati Soekarnoputri dan Para Petinggi PDIP Turut Restui Pernikahan Putri Tri Rismaharini
Hasto menegaskan bahwa Surabaya adalah tempat lahirnya banyak tokoh bangsa yang membawa perubahan besar bagi Indonesia.
“Di Surabaya inilah lahir banyak tokoh bangsa. Bung Karno, pada usia 16 tahun, sudah membangun kesadaran bahwa keterjajahan Indonesia harus dilawan dengan kepemimpinan intelektual,” ungkapnya.
Hasto juga mengatakan bahwa Bung Karno cermat mempelajari sejarah dunia. “Bung Karno lalu mengambil kepeloporan dengan melakukan sintesa antara nasionalisme, Islamisme, dan sosialisme,” sambungnya.
Menurut Hasto, sintesa pemikiran Bung Karno masih sangat relevan hingga hari ini. Ia mencontohkan bagaimana semangat anak muda di berbagai belahan dunia terus bermunculan untuk menantang ketimpangan global.
BACA JUGA:Momentum Hari Pahlawan: Deni Wicaksono Ajak Kaum Muda Terus Bergerak, Junjung Martabat Bangsa
BACA JUGA:Soeharto Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Besok
Ia lantas menyebut Zohran Mamdani sebagai tokoh muda yang menggebrak New York City dengan pencapaiannya di pemilihan wali kota. Mamdani yang sosialis, kini memimpin kota yang dikenal sebagai simbol kapitalisme dunia.
“Pemikiran Bung Karno itu tetap hidup dan terbukti relevan. Kita diingatkan bahwa menjadi pahlawan bukan persoalan politik, tetapi persoalan kepeloporan dan pengorbanan,” tegas Hasto.
Pahlawan, lanjut politikus senior PDIP itu, selalu menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan keluarga. “Mereka juga selalu menjunjung tinggi integritas moral,” sebutnya.
Hasto mengatakan bahwa semangat Hari Pahlawan harus dimaknai sebagai panggilan sejarah untuk berjuang dengan pengetahuan, inovasi, dan dedikasi terhadap kemanusiaan.
BACA JUGA:Hasto Ungkap Megawati Pernah Kritik Proyek Kereta Cepat Whoosh sejak Awal
BACA JUGA:Hasto Kristiyanto: Kejayaan Indonesia Lahir dari Laut, Bukan dari Daratan
“Ini adalah panggilan sejarah sebagai wujud dedikasi, bukan pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan. Mengangkat martabat rakyat hanya bisa dilakukan melalui jalan pengorbanan,” ujarnya.
Hasto menekankan bahwa perjuangan pemuda saat ini tidak lagi di medan perang, melainkan di medan gagasan, teknologi, dan pemberdayaan rakyat. Oleh karena itu, pemuda Indonesia harus tampil sebagai pelopor perubahan yang berani, berintegritas, dan berjiwa gotong royong.
“Kepemimpinan pemuda harus menjadi kepeloporan yang menyatukan kekuatan bangsa. Indonesia membutuhkan tokoh muda yang berani, yang tidak takut melangkah untuk rakyat dan kemanusiaan,” tandasnya. (*)