HARIAN DISWAY - Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 November. Namun, masyarakat Indonesia masih perlu terus diingatkan pada pentingnya sosok ayah dalam keluarga.
Indonesia merupakan dikenal sebagai salah satu negara fatherless country atau negara tanpa sosok ayah.
Itu bukan berarti para ayah menghilang secara fisik. Mereka ada, tetapi minim interaksi dan kelekatan emosional dalam keluarga, terutama anak-anak.
Data UNICEF 2021 menunjukkan bahwa persentase anak di Indonesia yang fatherless sekitar 20,9%, atau setara dengan sekitar 15,9 juta anak.
BACA JUGA: Latte Dad vs Fatherless, Kesenjangan Peran Ayah dalam Mengasuh Anak
BACA JUGA: Ayah Wajib Tahu! Ini Dampak Father Hunger pada Anak
Angka tersebut mencakup anak-anak yang tidak memiliki sosok ayah secara fisik, baik karena meninggal dunia atau karena perceraian.
Juga, yang ayahnya tidak eksis secara emosional atau psikologis dan bekerja dengan jam kerja panjang.
Dari data UNICEF, diketahui bahwa banyak anak Indonesia tumbuh dengan figur ayah yang “jauh” secara emosional.
Mereka punya ayah yang bekerja keras, tetapi jarang hadir dalam percakapan, kegiatan, atau keputusan penting anak. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga di daerah yang memegang kuat budaya patriarki.
BACA JUGA: Fenomena Latte Dad di Swedia, Peran Ayah dalam Mengasuh Anak
BACA JUGA: 4 Dampak Fatherless terhadap Anak Perempuan dan 3 Solusi Mengatasinya
Mengapa Indonesia Disebut Fatherless Country?
KEHADIRAN ayah penting bagi tumbuh kembang anak. -ATHVisions -Istock
Ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa fenomena fatherless begitu lekat dalam masyarakat Indonesia. Berikut ini di antaranya: