HARIAN DISWAY – Puasa gelar Gregoria Mariska Tunjung berlanjut. Gregoria harus puas menjadi runner up setelah kalah di final Kumamoto Masters Japan 2025. Ini menjadi kedua kalinya secara beruntun Gregoria tumbang di laga pamungkas dalam turnamen Super 500 di Kumamoto tersebut.
“Tetap mengucap syukur bisa kembali ke podium walaupun ini bukan hasil yang terbaik yang bisa saya raih. Banyak hal positif yang bisa diambil dari Kumamoto Masters tahun ini. Saya juga cukup senang dengan performa tadi,” kata Gregoria.
Dalam final Kumamoto Masters Japan 2025 itu, Gregoria takluk dari Ratchanok Intanon 22-16, 22-20. Pertandingan di Kumamoto Prefectural Gymnasium pada Minggu, 16 November 2025 itu berlangsung selama 41 menit.
BACA JUGA:Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters Japan 2024, Termotivasi Kekalahan Timnas Indonesia atas Jepang
BACA JUGA:Fajar Alfian/M. Shohibul Fikri Melesat ke Semifinal China Masters 2025
Kekalahan Gregoria itu membuat rekornya semakin anjlok saat melawan Intanon. Gregoria hanya menang tiga kali dari 13 pertemuan dengan juara dunia 2013 tersebut.
Di sisi lain, Intanon membalas kekalahan sebelumnya dari Gregoria yang terjadi di Kumamoto Masters Japan 2024.
Melalui keterangan resmi dari PBSI, Gregoria menjelaskan bahwa ia berusaha mengejar di gim kedua agar terjadi rubber game. Gregoria yang sempat menyamakan kedudukan 20-20. Tetapi Intanon terlalu tangguh untuk dihadapi.
“Saya masih berusaha dan bisa mengejar sampai 20-20 sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan Ratchanok. Kredit untuk dia karena bermain sangat bagus, dia layak mendapat gelar ini,” kata peraih perunggu Olimpiade Paris 2024 itu.
BACA JUGA:Vertigo Kambuh, Gregoria Mariska Mundur dari China Masters dan Korea Open 2025
BACA JUGA:Indonesia Menang! Lanny/Fadia Juara Thailand Masters 2025
Terlepas dari kekalahan di final Kumamoto Masters Japan 2025, Gregoria mencapai kepuasannya tersendiri. Ia kembali ke final lagi setelah satu tahun. Final sebelumnya juga terjadi di Kumamoto.
Gregoria tercatat tiga kali tampil di final Kumamoto Masters dalam tiga edisi beruntun. Ia berhasil memenangkannya pada 2023 setelah menekuk Chen Yufei. Pada edisi berikutnya Gregoria kalah dari Akane Yamaguchi.
“Turnamen Kumamoto bisa dibilang membawa keberuntungan. Tidak menyangka bisa sejauh ini karena beberapa bulan lalu yang sangat berat. Evaluasi dari sini pastinya secara kondisi fisik dan endurance perlu kembali ditingkatkan” ujarnya.
Performa Gregoria menjadi tidak stabil karena ia harus menghadapi penyakit vertigo. Kondisi itu sempat membuatnya rehat selama tiga bulan. Gregoria tidak mencapai perempat final enam kali dalam 12 turnamen tahun ini.