Kini, ketika kita menatap jejak bersama, saya jadi teringat pada Ibnu Arabi, sang Shaykh al-Akbar. Dalam filsafat eksistensialisme Ibnu Arabi, realitas adalah manifestasi (tajalli) dari al-Haqq (Tuhan). Setiap wujud adalah cerminan dari nama-nama dan sifat-sifat Ilahi.
Dalam konteks ini, eksistensi bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sebuah gerak, sebuah perjalanan pulang-pergi (safar). Kehidupan adalah pencarian makna, dan puncak dari pencarian itu adalah kesadaran akan wahdat al-wujud (kesatuan eksistensi), di mana diri yang fana bertemu dengan realitas abadi.
Sampeyan telah memilih jalan pengabdian, jalan yang, meminjam istilah Ibnu Arabi, adalah perjalanan tanpa henti menuju Realitas Sejati melalui pelayanan kepada sesama makhluk-Nya.Teriring doa dan kenangan persahabatan yang abadi. Alfu mabruk. Semoga panjang umur. Amin. (*)
Bantul, 17 November 2025.
*) pengasuh PP Baitul Kilmah Yogyakarta