Luhur menyebut, penggunaan dua jalur ini karena Pemprov Jatim ingin menggaet dua peluang sekaligus. Yakni, potensi mobilitas masyarakat dan pariwisata. ”Makannya untuk rute weekend sampai ke Gili Iyang. Itu spot wisata. Pulau oksigen,” celetuknya.
Nantinya, rute akhir pekan itu akan digunakan Pemprov Jatim sebagai bahan acuan. Untuk meningkatkan akses wisata Kepulauan di seluruh Jawa Timur. ”Kalau rute ini ramai, akan dibuat rute Trans Laut Jatim lainnya,” katanya.
Terkait dengan tarif, Luhur menyebut tergantung jarak yang ditempuh menumpang. Tarif termurah rute Trans Laut Jatim ini adalah Rp 30 ribu. Sementara yang termahal, rute terjauh dipatok Rp 250 ribu.
Besaran tarif ini, sudah disubsidi oleh Pemprov Jatim. Tujuannya, agar masyarakat tak keberatan dengan biaya naik kapal cepat. ”Kalau tanpa subsidi, tarifnya bisa dua kali lipat,” terangnya.
Luhur menyebut, kapal Trans Laut Jatim ini dikhususkan untuk angkutan penumpang. Tidak diperuntukkan untuk mengangkut barang. Penumpang hanya diperbolehkan membawa barang bawaan saja. (*)