Ilustrasi kedekatan anak dengan orang tua ketika menganalisis sebuah pertanyaan dengan pendekatan yang menyenangkan, sesuai usianya. -svetikd -Istock
Meski anak masih balita, hindari memberikan jawaban asal-asalan. Informasi yang keliru dapat membentuk pemahaman yang salah. Akan sulit diperbaiki ketika mereka tumbuh besar.
Sesuaikan jawaban dengan tingkat usia. Sampaikan konsep dasar dengan bahasa sederhana. Gunakan contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Anda bisa memanfaatkan gambar, video edukatif, dan buku anak-anak. Tujuannya adalah membuat anak mendapatkan gambaran yang benar secara bertahap dan utuh.
3. Membuka Ruang Diskusi Saat Anda Belum Menguasai Topiknya
Orang tua tentu tidak mengetahui semua jawaban. Jika anak bertanya tentang topik yang Anda sendiri belum kuasai, membuka ruang diskusi adalah pilihan terbaik.
BACA JUGA:5 Produk Rekomendasi dan Strategi Merancang Tabungan dan Investasi Pendidikan Anak
BACA JUGA:Keren! Mamaka by Ovolo Gelar Charity Dinner, Kumpulkan Ratusan Juta untuk Pendidikan Anak-anak Bali
Anda bisa memancingnya dengan bertanya balik. Seperti, “Menurut kamu bagaimana?” Atau, “Apa yang kamu pikirkan tentang ini?”
Dengan begitu, anak mendapat kesempatan mengeksplorasi pemikirannya. Cara itu akan melatih kemampuan analisisnya. Pun, memperkuat keterampilan berargumentasi. Sekaligus membangun kebiasaan berdialog yang sehat.
4. Mendorong dan Mengarahkan Rasa Ingin Tahu
Kegiatan memancing anak yang berada di area Fishing Waterfall. -- Legacy Ballroom
Rasa ingin tahu adalah bekal utama penunjang kecerdasan anak. Ketika anak menunjukkan minat tinggi pada suatu topik, dukung dengan kegiatan yang relevan.
Misalnya, mengajak mereka menyentuh dan mengenal alam secara langsung, mendaftarkan kursus seni, atau membuat eksperimen sains sederhana di rumah.
BACA JUGA:KidZania Surabaya Gandeng Koarmada II Ajak Anak Binaan Belajar Kedaulatan Laut
BACA JUGA:6 Pola Asuh Ala TikToker Mami Kenkulus, Rahasia Membentuk Kecerdasan Anak Sejak Dini
5. Jangan Melarang Anak Bertanya
Melarang anak bertanya karena dianggap terlalu banyak bicara sering kali tidak disadari. Padahal, tindakan itu dapat menghambat kreativitas, rasa percaya diri, dan kemampuan berpikir kritisnya.
Anak yang sering ditegur saat bertanya akan merasa bahwa perasaan ingin tahunya adalah hal salah. Itu dapat menurunkan motivasi belajarnya. Membuatnya enggan berpendapat saat berada di lingkungan sosial yang lebih luas nantinya.