HARIAN DISWAY - Tiongkok kembali memperingati Hanyi Festival atau Winter Clothing Festival. Sebuah tradisi kuno yang sarat makna penghormatan kepada leluhur.
Tahun ini, perayaan tersebut jatuh pada 20 November 2025, bertepatan dengan hari pertama bulan kesepuluh dalam penanggalan tradisional Tiongkok.
Dikenal juga sebagai Ancestor Worship Festival atau October Memorial Day, Hanyi Festival menempati posisi penting dalam budaya Tiongkok.
Bersama Qingming Festival pada musim semi dan Zhongyuan Festival di musim panas, peringatan itu menjadi salah satu dari tiga “ghost festivals” yang dikenal luas.
BACA JUGA:Fotografer Abadikan Ketangguhan dan Kisah Tersembunyi di Balik Tembok Besar Tiongkok
BACA JUGA:Hong Kong Sambut Kembali Cyclothon 2025, Ajang yang Memadukan Adrenalin dan Ketenangan
Kirim Kehangatan bagi Mereka yang Telah Tiada
Pada perayaan itu, masyarakat Tiongkok mengungkapkan rasa cinta, penghormatan, dan bakti kepada leluhur melalui serangkaian ritual yang khidmat. Esensinya sederhana namun menyentuh: mengirimkan kehangatan musim dingin kepada mereka yang telah berpulang.
Tradisi tersebut memiliki akar yang sangat panjang. Jejak awalnya dapat ditelusuri hingga Dinasti Zhou (abad ke-11–256 SM). Yakni ketika masyarakat menjalankan kebiasaan memberikan pakaian musim dingin.
Dalam Book of Songs tercatat, “Pada bulan kesembilan, pakaian musim dingin diberikan,” sebuah pengingat bagi masyarakat agar bersiap menghadapi udara dingin.
Seiring waktu, kebiasaan itu berkembang dan hari pertama bulan kesepuluh ditetapkan sebagai Festival Pemberian Pakaian.
BACA JUGA:Kuil Zhihua di Beijing Tampil dengan Wajah Baru yang Lebih Bercahaya
BACA JUGA:Tip Feng Shui, Simpan 3 Benda Berenergi Kuat di Saku untuk Menarik Rezeki
Perkembangan Tradisi dari Masa ke Masa
Pada era Dinasti Ming (1368–1644), Kaisar Zhu Yuanzhang memperkuat tradisi tersebut dengan menggelar upacara resmi pemberian pakaian di istana.
Pada kesempatan itu ia juga menyajikan bubur kacang merah kepada para pejabat. Makanan itu dipercaya membawa kehangatan.
Makna emosional Hanyi Festival semakin kuat berkat legenda Lady Meng Jiang, sosok perempuan yang menempuh perjalanan ribuan kilometer.