FIB UNAIR Gelar Sekolah Jurnalistik 2025, Jurnalis Harian Disway Soroti Keunggulan Feature yang Tak Tergantikan oleh AI

Sabtu 22-11-2025,07:00 WIB
Reporter : Nazwarahma Hannum Prasetya*
Editor : Guruh Dimas Nugraha


Potret suasana para peserta kegiatan Sekolah Jurnalistik FIB UNAIR 2025. -Tim Humas FIB UNAIR-

Guruh membagikan pengalamannya melakukan liputan di gang tersebut. Ia mengigat setiap inci peristiwanya. Semuanya persis dengan yang ia tuangkan di naskahnya.

BACA JUGA:Unair Masuk Top 3,5 Persen Asia dan Peringkat 2 Nasional versi QS AUR 2026

BACA JUGA:RISE, Seminar Beasiswa oleh Adkesma BEM FIB Unair, Bagikan Tip Lolos Beasiswa ala Awardee Bright Scholarship dan Bakti Nusa

"Tulisan berciri feature hanya bisa dikerjakan oleh jurnalis. Bukan mesin. AI tidak mungkin bisa detail dalam menjelaskan atau menggambarkan peristiwa. Kemudian memberi 'rasa' dan 'emosi'," ungkapnya.

"AI pun tidak bisa membuat pembaca masuk ke dalam tulisan yang dibuat oleh jurnalis. Jurnalis yang benar-benar liputan. Turun ke lapangan. Merasakan langsung suasananya, emosi dan gestur para narasumbernya, dan lain-lain" ujar Alumnus Sastra Indonesia, FIB Unair itu.

Guruh menjelaskan beberapa hal yang menjadi keunggulan seorang jurnalis. Khususnya jurnalis yang menulis naskah feature. Karya jurnalistik yang penulisannya menggunakan gaya bahasa sastra. Bak bertutur langsung.

Pertama, punya sudut pandang sendiri. Wartawanlah yang liputan dan turun langsung ke lapangan. Kemudian mengikuti dan melihat semua yang terjadi.  "AI tidak punya pengalaman itu. Mesin cuma merangkum data-data yang disusun lewat prompt," katanya.

BACA JUGA:HIMA MKSB dan Basasindo FIB UNAIR Gelar Seminar Kilas Balik 90-an, Saat Nostalgia Jadi Gaya Hidup Baru Gen Z

BACA JUGA:Mahasiswa Basasing Unair Kunjungan ke Anaria Souvenir, Bagikan 6 Tip Sukses Jadi Pengusaha

AI pun hanya akan menulis naskah umum. Bergantung pada data-data yang disuguhkan. Tidak bisa menciptakan kalimat humanis. Juga memasukkan detil-detil menarik ke dalam tulisan.

Founder Harian Disway Dahlan Iskan pernah berpesan: Deskripsi sangat penting agar pembaca seakan masuk ke dalam cerita. Merasakan setiap kejadian yang diberitakan. Seakan ikut eksis di dalam peristiwanya.

Kedua, mengalir. Gaya tulisan feature memang khas. Dilansir kemdikbud.go.id, naskah feature mengandung sisi human interest. 

Yakni memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi. Memungkinkan penulis “menciptakan” sebuah cerita.

BACA JUGA:Kegiatan Pengmas Departemen Informasi dan Perpustakaan, FISIP, Unair: Membentuk Ekosistem Masyarakat Berpengetahuan Melalui Museum

BACA JUGA:Sastra Inggris UNAIR Gelar Kompetisi Baca Berita Tingkat SMA, Jaring Bibit Unggul News Anchor Indonesia

Kategori :