Teknis penyelenggaraan didukung oleh berbagai pihak. Salah satunya adalah Dewan Kesenian Surabaya yang menyediakan ruang pameran. Ada pula donatur yang membiayai acara pembukaan, serta relawan yang mengawal pelaksanaan di lapangan.
Semua bergerak dengan tujuan yang sama, yaitu membesarkan hati anak-anak dan mengapresiasi karya mereka.
BACA JUGA: Komperta Gelar Pameran Seni Rupa Maneges, Ekspresi Spiritual dan Renungan Diri Para Perupa
BACA JUGA: Buka Pameran Seni Rupa Lintang Lima, Budayawan Prof Suparto Wijoyo Makin Maknai Rasa Rasaning Karsa
Salah satu bagian yang menarik perhatian adalah penjualan postcard hasil scan lukisan anak-anak.
Meski dipatok seharga Rp2.000, banyak pengunjung memberikan donasi lebih dari harga yang tercantum. Bagi mereka, itu cara sederhana untuk menunjukkan dukungan.
Postcard scan karya lukis anak asuh Yayasan Ibnu Sina Kertajaya yang dibuat sebagai bentuk dukungan sederhana bagi perkembangan kreativitas mereka. --Harian Disway
Bagi Nunung, manfaat terbesar dari acara tersebut bukan sekadar publikasi visual, melainkan pengakuan sosial yang diterima anak-anak.
BACA JUGA: Swiss-Belinn Tunjungan Surabaya Ubah Hotel Jadi Galeri Seni, Hadirkan Pameran Lukisan Setahun Penuh
BACA JUGA: Ragam Ekspresi Perupa Kediri dalam Pameran Lukisan Nyambung Roso
Ketika karya mereka dilihat, dihargai, dan diapresiasi oleh masyarakat luar, mereka merasa berarti, dan perasaan itu yang selama ini mereka cari.
“Semoga masyarakat melihat bahwa ada anak-anak yang kurang beruntung, tapi tetap semangat berkarya. Mereka ingin berarti bagi orang lain. Dengan dukungan kita bersama, mereka bisa menjadi generasi yang kita harapkan, yaitu pahlawan bagi mimpi mereka sendiri,” tandas Nunung. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya