Komunitas Tunpu, Penjaga Tradisi Migrasi Kuno di Guizhou, Bertahan Lebih dari Enam Abad

Kamis 27-11-2025,08:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Patung penjaga desa diusung dengan tandu berhias, diiringi kembang api, pertunjukan Opera Dixi, serta arak-arakan warga. “Ini keyakinan dan perisai kami. Ritual ini membuat desa semakin bersatu,” kata Tian Yingmin, tetua desa.

Prosesi Wang Gong kini ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda tingkat nasional. Ritual itu berasal dari penghormatan terhadap Wang Hua, tokoh militer dari Anhui pada Dinasti Tang.

BACA JUGA:Kuil Zhihua di Beijing Tampil dengan Wajah Baru yang Lebih Bercahaya

BACA JUGA:Tip Feng Shui, Simpan 3 Benda Berenergi Kuat di Saku untuk Menarik Rezeki

Menurut Prof. Chen Zhiping dari Universitas Xiamen, bentuk ritual itu menunjukkan pengaruh kuat migran dari Anhui, berbeda dari adat Guizhou setempat.

Tugas dalam festival dibagi antar-kelompok desa. Mulai dari yang bertugas sebagai pembawa tandu hingga penampil Opera Dixi. Para tetua berusia di atas 60 tahun mendapat peran utama.

Daya Tarik Wisata Budaya

Meningkatnya minat terhadap budaya Tunpu membuat tradisi kuno itu menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan mancanegara. 

Warga menyediakan tur edukasi, lokakarya, hingga paket pengalaman budaya sebagai sumber pendapatan tambahan. Prosesi Wang Gong sangat diminati. “Harus pesan jauh-jauh hari. Kalau tidak, tidak bisa masuk,” kata Tian.

BACA JUGA:Sentuhan Restorasi di Situs Sangxidui, Tiongkok, Bangkitkan Kejayaan Masa Lalu Sichuan

BACA JUGA:Pementasan A Branch, A Leaf, A Care - Zheng Banqiao: Hidupkan Kembali Warisan Seniman Besar Dinasti Qing

Opera Dixi, seni drama-tari bertopeng dengan unsur bela diri, menjadi tontonan favorit. Dalam festival, satu penampilan rombongan desa bisa menghasilkan beberapa ratus yuan (sekitar Rp600 ribu-Rp900 ribu) per pertunjukan. Warga Hong Kong menjadi penonton setia yang rutin datang setiap tahun.

Seni Ukir Topeng Menembus Pasar Global

Di Desa Zhouguan, Qin Fazhong (53) mewarisi pisau ukir kakeknya. Ia kini menjadi pengrajin topeng Dixi terkemuka.

Qin membuka museum kecil dan lokakarya. Serta memasarkan karya kayunya ke luar negeri melalui media sosial lokal Tiongkok. Seperti Douyin dan Kuaishou.

Siarnya sering ditonton lebih dari 100 ribu penonton. Media lokal melaporkan bahwa nilai ekspor karya Qin mencapai lebih dari 2 juta yuan per tahun, atau sekitar Rp4,4 miliar. Angka itu juga disebut setara dengan 278.600 dolar (sekitar Rp4,46 miliar).


Para penampil bertopeng mementaskan Opera Dixi dari budaya Tunpu, sebuah tarian ritual yang berakar dari militer. -Liu Boqian-China Daily

Kategori :