KUALANAMU, HARIAN DISWAY — Bencana yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memunculkan perhatian lebih luas. Pemerintah pusat turun langsung mengoordinasikan langkah penanganan cepat.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY turut turun ke lokasi. Langkah tersebut untuk memastikan skema penanganan berjalan terpadu dan sesuai prioritas.
“Pemerintah bekerja cepat, tepat, dan tetap prudent untuk membantu saudara-saudara kita,” ujar AHY, saat meninjau Posko Operasi Modifikasi Cuaca di Terminal Kargo Bandara Kualanamu, Minggu 30 November 2025.
Sejak pagi, AHY mengikuti rapat koordinasi bersama BMKG, BNPB, dan instansi terkait. Di posko inilah seluruh pemetaan risiko cuaca, distribusi logistik, hingga dukungan udara untuk wilayah terisolasi dikendalikan.
BACA JUGA:Prabowo Tinjau Kondisi Pascabencana Tapanuli Tenga, Pastikan Distribusi Logistik Sampai ke Warga
AHY memastikan koordinasi lintas kementerian, termasuk Kemenko PMK, telah berjalan-Dok.istimewa-
Kepala BMKG, Teuku Faishal Fathani, menjelaskan rangkaian bencana ini dipicu fenomena tropical cyclone. Peristiwa langka ini tercatat terakhir kali terjadi sekitar dua dekade lebih lalu.
Dampaknya meluas. Seperti banjir, tanah longsor, putusnya jaringan listrik dan komunikasi, hingga lumpuhnya jalur logistik di beberapa titik seperti Aceh Besar, Sibolga, Mandailing Natal, Pasaman Barat, hingga Tanah Datar.
AHY memastikan koordinasi lintas kementerian, termasuk Kemenko PMK, telah berjalan. Mereka menangani dampak kemanusiaan, evakuasi, layanan medis, hingga penyediaan kebutuhan dasar masyarakat.
Ia juga menekankan bahwa Presiden Prabowo memberi arahan jelas. “Prioritas utama adalah penyelamatan warga,” katanya.
BACA JUGA:Pemerintah Fokus Tanggap Darurat, Mulai Siapkan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana
BACA JUGA:Pemprov Jatim Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 5 Miliar untuk Korban Bencana di Sumatera
AHY mengapresiasi kepada seluruh unsur pemerintah, khususnya BNPB, BMKG, TNI–Polri, serta kementerian teknis yang bergerak di garda depan.
Ia juga telah berkomunikasi langsung dengan Menteri PUPR dan Menteri Perhubungan. Percepatan pengerahan alat berat, pembukaan jalur terputus, optimalisasi helikopter, serta percepatan pemulihan transportasi udara.
“Kami memastikan armada udara bekerja maksimal, banyak jalur darat masih lumpuh. Karena itu, helikopter menjadi sangat vital,” katanya.