HARIAN DISWAY - Banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra berubah menjadi salah satu tragedi paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Hingga Senin petang, 1 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 604 orang meninggal dan 464 orang masih hilang. Lebih dari 570.000 warga mengungsi dan sekitar 1,5 juta jiwa terdampak.
Hujan ekstrem dan fenomena siklon langka disebut sebagai pemicu utama banjir dan longsor.
BACA JUGA:UPDATE Banjir Bandang Sumatera: 604 Meninggal, 464 Hilang, 570 Ribu Mengungsi
BACA JUGA:Banjir Bandang di Aceh Sudah Diprediksi 8 Hari Sebelumnya
Namun, berbagai data resmi dan kajian lingkungan menunjukkan bahwa deforestasi di Sumatra memperparah skala banjir bandang dan longsor tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemberitaan berbasis data menunjukkan bahwa dalam kurun 2021–2022, hanya di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat saja sudah terjadi kehilangan hutan seluas sekitar 16.782 hektare.
Platform pemantau hutan global Global Forest Watch (GFW) juga mencatat tren kehilangan hutan alam (natural forest) yang signifikan di provinsi-provinsi terdampak.
Di Aceh, sekitar 74.000 hektare hutan alam hilang dalam kurun 2021-2024, yang setara dengan sekitar 49 juta ton emisi karbon.
BACA JUGA:Pertamina Salurkan Bantuan Darurat ke Wilayah Terdampak Banjir dan Longsor di Sumatera
BACA JUGA:Prabowo Perintahkan Mobilisasi Besar-Besaran untuk Bantu Korban Banjir dan Longsor Sumatera
Kemudian Sumatra Barat kehilangan sekitar 10.8 ribu hektare hutan alam sepanjang 2024. Begitu pula Sumatra Utara yang kehilangan sekitar 8.1 ribu hektare hutan alam pada tahun lalu. Total kehilangan hutan alam 2021–2024 mencapai sekitar 67.000 hektare.
Secara historis, dikutip Mongabay, kajian sebelumnya menunjukkan bahwa Sumatra telah kehilangan sekitar 7,5 juta hektare hutan antara 1990–2010, dan hanya menyisakan sebagian kecil hutan perawan (virgin forest).
Potret longsor di kawasan hutan Kabupaten Agam, Sumatra Barat.--BNPB
Rangkaian angka tersebut mengindikasikan bahwa hutan di Sumatra telah lama terfragmentasi.