Dengan latar pedesaan dan budaya lokal, film itu juga memberi nuansa otentik bukan stereotip kota besar. Penggambaran itu bisa membuka empati penonton di luar daerah terhadap kehidupan warga di daerah.
5. Representasi Perempuan Muda dalam Konteks Sosial dan Ekonomi
Sinopsis NIA, kisah tragis gadis penjual gorengan. Foto: Syakira Humaira memerankan Nia dalam film NIA.-Smaradana Pro-
Karakter Nia menggambarkan realitas banyak perempuan muda di Indonesia. Yang mengambil tanggung jawab besar karena situasi ekonomi keluarga, berjuang keras, tetap punya impian.
Film itu memberi wajah pada mereka bukan sebagai korban anonim, tapi manusia dengan cerita, harapan, dan kehormatan. Ia juga bisa menjadi referensi dalam diskusi terkait kesetaraan gender, kemiskinan struktural, dan bagaimana faktor sosial-ekonomi bisa mempengaruhi rentannya seseorang terhadap kekerasan.
BACA JUGA:Sinopsis Film Horor Leak 2 (Jimat Dadong), Saat Jimat Warisan Menghidupkan Kekuatan Leak
BACA JUGA:5 Fakta Menarik Leak 2 (Jimat Dadong), Film Horor Bali yang Siap Uji Nyali Penonton
6. Respons Pemerintah
7 fakta film NIA yang terinspirasi gadis penjual gorengan di Sumbar. Foto: Menteri Kebudayaan Fadly Zon menandatangani poster film NIA dalam gala premiere, 14 November 2025.-Disway.id-
NIA mendapat apresiasi dari pejabat pemerintah, termasuk Menteri Kebudayaan Fadly Zon. Ia telah menyaksikan film tersebut dalam skrining khusus pada 14 November 2025.
Fadly menyebut bahwa NIA dekat dengan realitas sosial masyarakat, terutama mereka yang punya anak perempuan. Pemerintah berharap masyarakat mendukung film ini sehingga pesan moral bisa sampai ke banyak orang.
"Kami berharap masyarakat Indonesia dapat mendukung film NIA saat tayang nanti. Saya pribadi juga akan menontonnya kembali," kata Fadly.
Dia menyampaikan bahwa kisah tragis yang menimpa Nia diangkat ke layar lebar supaya bisa menjadi pengingat bahwa penyalahgunaan narkoba dapat memicu tindakan kriminal di mana saja.
"Mudah-mudahan peristiwa seperti ini tidak terulang kembali," harapnya. Respons publik pada gala premiere juga menunjukkan antusiasme. Terutama dari komunitas perantau Minang, yang merasa kisah Nia harus disuarakan agar tidak terlupakan.
BACA JUGA:Sinopsis Danyang Wingit Jumat Kliwon, Celine Evangelista Jadi Tumbal Dalang Sesat
BACA JUGA:Reza Rahadian dan Persembahan Cintanya untuk Perempuan lewat Pangku: Empat di BIFF, Empat di FFI
7. Potensi Edukasi & Sensitivitas Isu Sosial
Lewat film, isu kekerasan terhadap perempuan, bahaya penyalahgunaan narkoba, dan pentingnya perlindungan terhadap warga rentan bisa disuarakan. Tentunya dengan cara yang lebih menyentuh, bukan sekadar statistik di berita.
Dalam konteks itu, NIA bisa memancing refleksi, empati, serta (idealnya) dibarengi dengan aksi sosial.