HARIAN DISWAY - Hari Hak Asasi Manusia (HAM) diperingati setiap 10 Desember. Ini menjadi pengingat bahwa perlindungan martabat manusia adalah kewajiban yang tidak boleh berhenti.
Setiap tahun, pemerintah, lembaga internasional, hingga komunitas masyarakat menggelar kampanye untuk memperkuat kesadaran tentang pentingnya hak-hak dasar.
Namun, tidak semua orang memahami alasan mengapa tanggal 10 Desember dipilih sebagai hari bersejarah tersebut.
BACA JUGA:Sejarah Hari Hak Asasi Manusia Internasional, 10 Desember 2024
BACA JUGA:TKN: Prabowo Gibran Akan Perjuangkan Hak Asasi Digital
Ditetapkan Melalui Sidang PBB Tahun 1948
Penetapan 10 Desember sebagai Hari HAM berawal dari Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 10 Desember 1948.
Pada sidang itu, negara-negara anggota PBB mengesahkan dokumen penting bernama Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Deklarasi ini lahir sebagai respons atas tragedi kemanusiaan selama Perang Dunia II yang menimbulkan kesadaran global mengenai pentingnya perlindungan hak setiap individu.
Penyusunan DUHAM melibatkan berbagai delegasi dari lintas negara dengan tujuan menciptakan standar moral yang berlaku bagi seluruh umat manusia.
BACA JUGA:HRW Rilis Laporan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Atas Serangan Hamas ke Israel 7 Oktober 2023
BACA JUGA:Wamenkum: KUHAP Baru Jadi Instrumen Kunci Jaga HAM
Pengadopsian dokumen ini menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan hukum internasional modern. Untuk pertama kalinya, dunia memiliki acuan tertulis mengenai prinsip kebebasan, martabat, dan kesetaraan manusia.
DUHAM menjadi Fondasi Hak Asasi Manusia Modern
DUHAM terdiri dari 30 pasal yang memuat hak-hak dasar manusia.
Beberapa di antaranya mencakup hak untuk hidup, kebebasan beragama, bebas dari penyiksaan, hak atas pendidikan, serta hak untuk tidak diperlakukan secara diskriminatif.
Walaupun DUHAM tidak bersifat mengikat secara hukum seperti sebuah perjanjian internasional, isi deklarasi tersebut diakui sebagai standar universal.
BACA JUGA:AMMI: Kasus Ira Puspadewi Berpotensi Pelanggaran HAM oleh Aparat Hukum
BACA JUGA:Menkum HAM Sahkan Kepengurusan PPP, Mardiono Resmi Mendapat Legitimasi, Kubu Lawan Menolak
Banyak negara kemudian menjadikan prinsip-prinsip di dalamnya sebagai rujukan dalam merumuskan kebijakan nasional mengenai HAM.
Hingga kini, DUHAM menjadi dasar bagi sejumlah instrumen internasional lain, termasuk konvensi-konvensi mengenai perlindungan kelompok minoritas, perempuan, anak, dan penyandang disabilitas.
Para ahli menilai bahwa deklarasi ini berhasil membentuk tatanan global yang lebih menghargai nilai kemanusiaan.
Perjalanan Peringatan Hari HAM di Berbagai Negara
BERBAGAI negara merayakan Hari HAM dengan cara berbeda, namun tujuannya tetap sama, yaitu memperkuat kesadaran hak asasi manusia.-istock-
Hari HAM kemudian diperingati setiap 10 Desember oleh negara-negara anggota PBB. Beragam kegiatan dilakukan, mulai dari seminar, kampanye edukatif, hingga aksi solidaritas untuk kelompok rentan.
BACA JUGA:Kasus HAM Berat Akan Diusut
BACA JUGA:Delapan Bulan, 1.367 Pengaduan Masuk Kemenkum HAM
Di banyak negara, lembaga pemerintah dan organisasi non-pemerintah memanfaatkan momentum ini untuk mengevaluasi kondisi HAM setempat.
Peringatan rutin ini dianggap sebagai sarana penting untuk mendorong negara terus memperbaiki kinerja perlindungan HAM.
Di tingkat internasional, Kantor Komisioner Tinggi PBB untuk HAM selalu mengangkat tema khusus setiap tahunnya.
Tema-tema tersebut dirancang untuk menyoroti isu-isu mendesak, seperti perlindungan terhadap minoritas, kesetaraan gender, dan pendidikan hak asasi manusia.
BACA JUGA:Komnas HAM Sebut Tewasnya Ojol Dilindas Rantis Brimob Dugaan Pelanggaran HAM Berat
Makna Hari HAM bagi Indonesia
Indonesia turut memperingati Hari HAM setiap tahun dengan berbagai kegiatan edukatif.
Pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil kerap mengadakan lokakarya, diskusi publik, hingga kampanye digital mengenai situasi HAM nasional.
Peringatan ini juga menjadi momentum bagi lembaga-lembaga seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk menyampaikan catatan mengenai perkembangan pemenuhan hak warga negara.
Isu-isu seperti perlindungan kebebasan berpendapat, akses pendidikan, penanganan kasus intoleransi, serta perlindungan kelompok difabel menjadi sorotan tahunan.
BACA JUGA:Komnas HAM Bantah Fadli Zon soal Mei 1998, Tegaskan Fakta Pemerkosaan dalam Sejarah
BACA JUGA:Komnas HAM Tunggu Kejelasan Proyek Penulisan Ulang Sejarah Kementerian Kebudayaan
Selain itu, peringatan ini diharapkan mampu memperkuat budaya saling menghormati antarwarga. Kesadaran akan pentingnya hak asasi manusia diyakini dapat mendukung kehidupan masyarakat yang lebih inklusif dan damai.
Mengapa Peringatan Ini Tetap Relevan di Era Modern?
DI TENGAH tantangan digital dan sosial, Hari HAM tetap penting sebagai pengingat bahwa nilai kemanusiaan harus selalu dijaga.-istock-
Meskipun sudah lebih dari tujuh dekade sejak DUHAM disahkan, isu pelanggaran HAM masih menjadi tantangan global.
Konflik bersenjata, diskriminasi, penyiksaan, perdagangan manusia, hingga pembatasan kebebasan berekspresi masih sering ditemukan.
Di era digital, tantangan juga muncul dari penyebaran disinformasi, ujaran kebencian, hingga pelanggaran privasi.
BACA JUGA:Komnas HAM Hormati Putusan Hakim Vonis Mati Ferdy Sambo
BACA JUGA:Kasus Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Dikawal Ketat Mabes Polri, Kompolnas, dan Komnas HAM
Kondisi ini membuat peringatan Hari HAM semakin relevan sebagai pengingat bahwa nilai-nilai dasar kemanusiaan harus dijaga, baik di dunia nyata maupun ruang digital.
Momentum 10 Desember juga mendorong generasi muda untuk memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Pendidikan HAM diyakini dapat membentuk karakter yang lebih toleran dan menghargai keberagaman.
Komitmen Global yang Tidak Boleh Luntur
Peringatan Hari HAM bukan hanya simbol. Ia merupakan bagian dari komitmen global untuk terus menjaga martabat manusia.
BACA JUGA:Eks Pemain Sirkus Desak OCI Jalankan Rekomendasi Komnas HAM, Kemenaker Tunggu Laporan
BACA JUGA:Mantan Bupati Langkat Bebas di Kasus TPPO, Komnas HAM Dukung Kejaksaan Kasasi
Meski dunia telah berkembang pesat, tantangan baru dalam perlindungan HAM terus bermunculan. Transformasi digital, disinformasi, hingga ketimpangan ekonomi menjadi isu-isu yang menuntut perhatian bersama.
Karena itu, 10 Desember selalu menjadi momen refleksi bagi dunia agar tidak melupakan nilai-nilai kemanusiaan.
Masyarakat internasional diharapkan tetap berpegang pada prinsip bahwa setiap manusia layak diperlakukan dengan adil, bermartabat, dan penuh penghormatan.
Dengan memahami sejarah, nilai, serta tantangan yang masih berlangsung, masyarakat diharapkan dapat lebih sadar dan terlibat aktif dalam isu-isu kemanusiaan di lingkungannya.
BACA JUGA:Malala Yousafzai Buka-Bukaan Soal Asmara di Memoarnya, Finding My Way
BACA JUGA:Seminar GEDSI KPS2K, Dengar Suara Perempuan dan Disabilitas
Pada titik inilah Hari HAM bukan sekadar tanggal di kalender, melainkan wujud komitmen bersama untuk memastikan bahwa setiap manusia dihargai dan dilindungi secara setara. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya