JAKARTA, HARIAN DISWAY — Berbagai cara terus dilakukan Pertamina untuk memastikan bantuan sampai ke korban bencana. Sebelumnya, perusahaan ini mendistribusikan bantuan menggunakan helikopter dan tali sling.
Selain itu, mereka melibatkan relawan untuk mengantar bantuan ke Kabupaten Aceh Tamiang. Pendistribusian itu mulai dilakukan para relawan, Kamis 4 Desember 2025.
Kabupaten Aceh Tamiang merupakan wilayah yang sejak akhir pekan lalu terendam banjir besar akibat hujan ekstrem. Relawan yang terlibat itu datang dari berbagai entitas Subholding Upstream Pertamina.
Antara lain, PHR Zona 1 Pertamina Hulu Energi hingga Regional 2. Mereka berbeda asal, tapi membawa satu misi, mengirimkan bantuan bagi warga yang sedang melewati masa-masa sulit.
BACA JUGA:Akses Darat Terputus, Pertamina Pasok LPG ke Bener Meriah dengan Metode Sling Load
TIm relawan memberi layanan trauma healing bagi anak-anak-Dok.istimewa-
Banjir yang melanda Aceh Tamiang merendam rumah warga dan memutus akses di banyak titik. Kecamatan Kuala Simpang termasuk kawasan yang paling terdampak.
Bantuan diangkut dari Medan menggunakan truk menuju posko BPBD Aceh Tamiang di kantor bupati. Isinya beragam, seperti beras, mie instan, minyak goreng, air mineral, obat-obatan, hingga kebutuhan anak dan perempuan.
“Ini wujud kepedulian Pertamina kepada masyarakat. Peran kami bukan hanya soal energi. Ketika masyarakat butuh, kami hadir,” ujar Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina Hermansyah Y Nasroen.
Sebelum keberangkatan, tim melakukan koordinasi intensif dengan BPBD Aceh Tamiang. Itu dilakukan untuk memastikan rute aman dan proses distribusi berjalan mulus.
BACA JUGA:Dirut Pertamina Kawal Pengiriman LPG ke Bener Meriah saat Puncak HUT Ke-68
BACA JUGA:Kapal Tanker Pertamina Non Stop Salurkan Energi dan Bantuan ke Sumatra
Tim Relations Pertamina EP Rantau Field bahkan sudah berada di lapangan lebih dulu. Mereka menyiapkan titik serah terima.
Field Manager Pertamina EP Rantau Field Tomi Wahyu Alimsyah menggambarkan kondisi Aceh Tamiang saat puncak banjir. “Ada titik yang airnya sampai tiga meter,” ucapnya.
Jalan putus, jaringan telekomunikasi dan listrik di kawasan tersebut hilang total. “Kami mengalami blackout tiga hari penuh,” tuturnya.