Rumah Sakit Hewan Unair tak sekadar ruang ”asih” bagi binatang, tetapi juga sebagai ruang ”asah” keterampilan mahasiswa. Mahasiswa kedokteran hewan berhadapan langsung dengan kasus nyata. Mulai penyakit infeksi, trauma, hingga gangguan perilaku yang tidak selalu dapat direpresentasikan secara utuh di ruang kelas.
Model pendidikan seperti itu penting untuk memberikan clinical exposure bagi mahasiswa yang sedang mendalami dunia kedokteran hewan.
Menurut Liu dkk (2022), clinical exposure dan interaksi intensif dengan pemangku kepentingan utama, termasuk pasien dan keluarga mereka, dapat membantu mahasiswa pada tahap awal pendidikan kedokteran membentuk dan mengembangkan rasa profesionalisme medis.
Tak hanya menjadi ruang studi bagi mahasiswa, Rumah Sakit Hewan Unair juga menjadi saksi terjadinya perubahan sosial dalam konteks pemeliharaan hewan peliharaan.
Masyarakat modern memperlakukan hewan peliharaan layaknya anggota keluarga yang perlu diberikan kasih sayang dan perawatan intensif manakala dibutuhkan.
Layanan bagi hewan seperti grooming dan pet hotel menjadi cermin bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, kesehatan kulit, dan deteksi dini penyakit pada hewan mengalami peningkatan.
Di sinilah RSH Unair mengambil posisi penting: mengintegrasikan layanan yang bersifat praktis dengan standar kesejahteraan hewan berbasis ilmu pengetahuan.
PERAN RSH UNAIR DALAM EKOSISTEM ONE HEALTH
Rumah Sakit Hewan Unair sejatinya memiliki potensi yang lebih jauh dari fungsi klinis. RSH Unair memiliki posisi strategis dalam memperkuat penerapan pendekatan one health dengan cakupan layanan yang luas dan basis akademik yang kuat.
Adapun one health adalah integrasi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Menurut Pitt & Gunn (2024), gagasan one health dikembangkan sebagai apresiasi bahwa kesehatan manusia terkait erat dengan kesehatan hewan lain dan lingkungan tempat mereka tinggal.
Konsep one health makin relevan di tengah meningkatnya risiko penyakit zoonotik dan degradasi lingkungan yang berdampak langsung pada kehidupan manusia. Menurut Herten & Meijboom (2019), cara terbaik untuk melindungi kesehatan manusia adalah dengan meningkatkan kesehatan hewan dan lingkungan.
Hal itu juga berlaku untuk tanggung jawab profesi kedokteran hewan: untuk melayani kesehatan masyarakat, tanggung jawab utama dokter hewan seharusnya adalah menjadi ahli dalam kesehatan dan kesejahteraan hewan.
RSH Unair sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh rumah sakit hewan komersial. Kolaborasi antara dunia pendidikan, riset, dan layanan publik terjadi di sana.
Inovasi dalam praktik veteriner, pencegahan penyakit, dan layanan edukasi masyarakat sangat mungkin tercipta di RSH Unair karena di sana mahasiswa, dosen, dan praktisi bertemu dalam satu ekosistem pembelajaran yang hidup.
Adapun jika dilihat dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin jika RSH Unair dapat berkontribusi dalam memperkuat kapasitas nasional bidang kesehatan hewan.
Kehadiran RSH Unair juga membuka peluang kerja sama lintas sektor yang makin luas. Kolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga konservasi, komunitas pencinta satwa, hingga pelaku peternakan rakyat dapat memperkuat dampak layanan yang diberikan.