Mengharu Ungu jadi ARMY

Mengharu Ungu jadi ARMY

Saya selfie dengan latar belakang dua layar raksasa yang menayangkan MV dan pesan-pesan untuk menjaga lingkungan hidup dari BTS.-Sylvia Tanumihardja-

 

Sebenarnya tak ada rencana nonton konser BTS Permission To Dance On Stage di Allegiant Stadium, Las Vegas, Amerika Serikat, pada 8 April lalu.

Pada masa pandemi pula. Sampai sekarang saya masih tak mengira bisa jadi ARMY di antara puluhan ribu pengggemar BTS.

 

Bagaimana tidak takjub. Sebab semua hanya bermula dari urusan pribadi di Amerika Serikat, April lalu.

Pada suatu pagi, saya sedang bersiap untuk aktivitas hari itu. Ada pesan notifikasi dari aplikasi seluler dan platform web Hybe Corporation. Tentang BTS. 

 

Waktu itu, saya hanya membaca sekilas. Saya pikir BTS akan tampil di Grammy Awards 2022. Entah kenapa saya sempat membacanya ulang. 

Oh, BTS akan konser. Permission to Dance On Stage di Allegiant Stadium dan Live Play di MGM Grand Arena. Pada 8 dan 9 April serta 15 dan 16 April 2022.

 

Tergelitiklah saya ikut mendaftar. Malah saya terseret untuk war tiket pada pagi selanjutnya. Berkali-kali dikalahkan ARMY, akhirnya saya mendapatkan satu tiket.

 

Apakah saya menonton sendiri? Tentu tidak. Ada Yulis, seorang ARMY dari negeri Kangguru. Bersamanya, saya sempat menghabiskan akhir pekan di Sin City, Las Vegas. Termasuk senior saya dokter Tri, dan Myra, putri beliau.

 


BEREMPAT; dr Tri, Myra, Yulis, dan saya sempat menghabiskan akhir pekan di Sin City, Las Vegas sebelum menonton konser.-Sylvia Tanumihardja-

 

Kami tidur sekamar berempat di hotel dekat tempat konser. Maklum, saat itu harga hotel-hotel sekitar Allegiant Stadium melambung hingga berkali-kali lipat. Demikian juga harga tiket pesawat menuju Las Vegas.

Sehari sebelum konser, saya sempat ke fountains of Bellagio. Menyaksikan pertunjukkan musical fountain yang diiringi musik BTS.

 

Saat kami datang, banyak ARMY berdiri mengelilingi danau seluas 34.398 meter persegi itu. Saya menggagumi air mancur yang menari mengikuti musik. Ikut bertepuk riuh saat 1.214 pancuran air dan 4792 lampu berubah menjadi ungu menyembur setinggi 140 meter dan meliuk mengiringi musik BTS.

 

Pada saat itu Las Vegas pun berubah. Dari Sin City menjadi Purple City. Kala billboard Borahaegas berwarna ungu menyala di mana-mana. 

Sebagai orang Asia, saya berdecak kagum. Bangga BTS disambut hangat di negeri ini. Sampai-sampai sebelas hotel sekitar disulap menjadi BTS Themed Rooms.

 

 

Pada hari yang ditunggu, saya dan Yulis berangkat ke Allegiant Stadium memakai Uber. Banyak ARMY yang terlihat hilir mudik di luar maupun dalam stadium.

ARMY yang membeli tiket VIP dapat masuk duluan untuk mengikuti sound check BTS. 

 


SUASANA konser Permission to Dance On Stage di Allegiant Stadium dan Live Play di MGM Grand Arena yang saya tonton pada 8 April 2022.-Sylvia Tanumihardja-

 

Yulis mengantre untuk berburu BTS Tour Official merch di booth. Sementara saya duduk di trotoar di bawah teriknya mentari Nevada.

Menyantap sepotong pizza sambil mengamati ARMY yang lalu lalang dengan dandanan unik dan keren.

 

Tampaknya semua ARMY punya kesamaan dengan saya. Menenteng tas plastik transparan.

Berisi barang pribadi kami untuk dibawa masuk. Ada beberapa ARMY yang menghampiri saya dan memberikan freebies. Lumayan, bisa jadi hiasan tas saya biar semakin keren.

Saya dan Yulis baru diperbolehkan masuk stadium sekitar pukul 16.00. Di sinilah saya kagum lagi. Sebab meskipun penonton ribuan orang, namun kami tidak berdesakkan. Petugas melakukan pemeriksaan tas plastik dan scan tiket dengan cepat.

 

Sayang, tempat duduk saya dan Yulis terpisah jauh. Saat berpisah di ujung tangga, kami berpelukan. Seolah takut enggak sampai ke tempat duduk. Hahaha.

 

Nyatanya saya memang nyasar dan malah sampai di backstage. Penjaga yang tahu menyuruh saya berjalan memutari seluruh koridor stadium. Sebab tempat duduk saya rupanya ada di daerah yang berlawanan.

 


KARENA BTS, suasana Las Vegas berubah. Dari Sin City menjadi Purple City saat billboard Borahaegas berwarna ungu menyala di mana-mana.-Sylvia Tanumihardja-

 

Di hadapan penonton, ada dua layar raksasa yang menayangkan MV dan pesan-pesan untuk menjaga lingkungan hidup dari BTS. ARMY ikut menyanyi dan sesekali terdengar teriakan nama- nama mereka yang membahana.

Kim Nam Joon! Kim Seokjin! Min Yoongi! Jung Hoseok! Park Jimin! Kim Taehyung! Jeon Jungkook! BTS! Saya berusaha mengikuti yel-yel ARMY. Namun suka salah urutan.

 

Maklum masih ARMY anyaran. Tapi sebagai ARMY kenalan saya dari Korea sempat bingung jugabegitu tahu saya mengepak koper hanya untuk terbang sejauh 14.594 kilometer, demi menonton BTS.

Memang usia saya sebagai ARMY baru seumur jagung. Mungkin karena latah ikutan rekan sesama penulis di komunitas Hidup Ini Indah Beib (HIIB) dan Perlima; Stephanie Angela, Didi Cahya, dan Retno Willis. Mereka berseloroh; ”Sylvia, mah ikutan tren.”

 

Tapi sesungguhnya saya menyukai lagu dan pesan yang ingin mereka sampaikan yaitu Love Yourself. 

 

Tentang ARMY saya jadi ingat para dokter muda yang saya bimbing; Regina, Nafisya, dan Bella. Mereka ARMY kawakan.

 

Sebulan setelah menonton konser, kami terlibat obrolan di RS Immanuel, Bandung. Tentang pengalaman mereka saat bertemu BTS. Baik langsung maupun virtual.

Regina ARMY sejak menyukai lagu Blood Sweat And Tears. Dia beruntung bisa menonton konser BTS di Jakarta pada 2017. Ia bisa melihat Jimin lumayan dekat.

 

”ARMY Indonesia juga kompakan buat fanchant untuk BTS yang di-notice V waktu nyanyiin lagunya 2!3! Still Wishing There Will be Better Days. Itu dibikin BTS untuk ARMY,” papar Regina pada saya. 

Nafisya juga. Pengalaman pertamanya menghadiri First KPOP Showcase dan Fan Meeting with BTS terjadi pada 2015. Saat BTS pertama kali datang ke Jakarta dalam 2015 1st SH Power Music with BTS and KM.

 

Dalam acara yang dipromotori SH Entertainment pada 11 September, BTS jadi penampil utama. ”Setelah sesi hi-touch dilanjutkan dengan sesi foto, kami diminta berdiri menyilang di antara anggota BTS. Saya berdiri di antara Jungkook dan RM. Walaupun tidak berdiri di sebelah bias saya, V, saya tetap bersyukur sekali,” kata Nafisya bercerita.

 

Pun Della. Dia malah penasaran pada BTS sejak SMA pada 2016. Dia menjadi menjadi bagian dari fandom atau ARMY hingga saat ini. ”Menjadi bagian dari fandom adalah pelarian saya dari realitas yang menyesakkan. Apalagi di tengah segudang kesibukan menjadi dokter muda saat ini,” ungkapnya.

 


INI momen sebelum ke Las Vegas bersama Regina, Nafisya, dan Bela. Momen interaksi guru dan murid yang akrab ini diabadikan oleh Dr J Teguh Widjaja.-Sylvia Tanumihardja-

 

Obrolan saya dengan ketiganya itu makin membuat saya sadar bahwa menjadi ARMY itu memang menyenangkan. 

Konser BTS molor 30 menit karena masalah teknis. Sempat deg-degan menanti. Begitu muncul, mereka tampil memukau dengan lagu pembuka On. Saya dan para ARMY ikut menari-nari dan menyanyi. Seraya menggerakkan ARMY bomb yang menyala berganti-ganti warna.

 

Pengalaman menyaksikan BTS secara live di panggung sungguh punya sensasi. Saya sampai menitikkan air mata. Perasaan mengharu-ungu yang sulit digambarkan.

Esok harinya di hotel tempat saya menginap, dibuka BTS Official Merch Store. Maunya, saya dan Yulis mengikuti antrean. Eh, ternyata mengular. Dari toko merch sampai ke luar hotel yang luas itu. Akhirnya enggak jadi deh. Tapi kami membeli merch via online.

 

Setelah nonton konser saya terbang ke Los Angeles untuk sebuah urusan pribadi. Saya membawa sejuta senyum. Rasanya BTS masih menyisakan kehangatan.

Saat saya turun pesawat, seorang ARMY membantu menurunkan koper saya dari kabin. Rupanya ia mengenali saya sebagai sesama ARMY dari tas plastik yang saya bawa.

 

Sungguh, menyukai BTS bisa menambah teman-teman baru. Membuat saya merasa muda selamanya. 

 

Saya pun melangkah keluar dari terminal 7 LAX sambil berdendang lagu favorit saya dari BTS. ”Forever, we are young. Even if you fall and get hurt. Endlessly running towards the dream…” (Heti Palestina Yunani - Sylvia Tanumihardja)

Sumber: