Kenalkan Permainan Tradisional di Era yang Terkepung Gadget

Kenalkan Permainan Tradisional di Era yang Terkepung Gadget

Siswa-Siswa MI Ahmad Yani Sidoarjo mengikuti Elingpiade, Minggu, 29 Mei 2022.-Boy Slamet-Harian Disway-

SIDOARJO, DISWAY.ID – Kapan Anda kali terakhir melakukan permainan tradisional? Atau kapan anak-anak Anda memainkan dolanan tradisional? Di tengah dunia yang terkepung gadget ini, rasanya cukup langka, bukan? Itulah yang sedang digiatkan oleh Kampung Lali Gadget di Wonoayu, Sidoarjo, Minggu, 29 Mei 2022. Mereka mengadakan acara bertajuk Elingpiade. Semacam olimpiade agar kita tetap eling (ingat) permainan tradisional.

Puluhan anak dari berbagai sekolah dasar di Kecamatan Wonoayu harus beradu keterampilan di berbagai jenis permainan tradisional. Mereka berjuang menjadi pemenang dalam tujuh permainan tradisional yang dilombakan.

Salah satu permainan itu adalah wenga. Asalnya dari Papua. Itulah permainan beregu beranggota lima orang. Setiap orang secara bergantian membawa potongan bambu kecil berbentuk lingkaran di atas kepala. 

Membawanya juga tidak dengan berjalan. Harus melompat dengan menggunakan satu kaki. 

Panjang lintasannya sekitar 3 meter. Di ujung lintasan, bambu itu dijatuhkan tepat ke tumpukan bambu lain di depan mereka. Sampai tumpukan itu runtuh berserakan.

"Kami modifikasi permainan itu menggunakan alat yang ada," kata Ketua Panitia Elingpiade, M. Alifian Nur Riski. Sebenarnya, permainan itu menggunakan karang.

Permainan lain adalah Uncal Sarung, Kelompen Panjang, Kelompen Tali, Paseran, Balap Karung dan Damparan. 


Lomba Egrang, salah satu ''cabang olahraga'' dalam Elingpiade di Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Minggu, 29 Mei 2022.-Boy Slamet-Harian Disway-

Kemasan lomba itu sangat bersahaja. Tempatnya di Kampung Lali Gadget (KLG), Dusun Bendet, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Lokasinya tidak luas. Hanya dilakukan di halaman berukuran 10 x 12 meter persegi. Berada di samping sawah penduduk. 

Kesederhanaan itu tampak pada sejumlah kukusan dari bambu yang diletakkan sebagai pembatas antarpeserta lomba. Namun itu semua sudah membuat semua anak-anak itu bahagia. Itulah tujuan lomba itu. Bukan mencari siapa yang menang dan paling hebat. 

Kebahagiaan anak-anak itu muncul karena sosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Plus, mereka bisa mengenal permainan yang sejatinya nyaris punah tergempur zaman. "Pasti banyak dari mereka yang tidak mengenal permainan itu," ungkap Alifian. (Michael Freddy Yacob)

Pemenang Hebat 1 dari SD Jimbaran Wetan Sidoarjo berpose bersama panitia Elingpiade setelah penyerahan hadiah.-Boy-

 

Sumber: