Baliho
MASIH soal baliho wajah-wajah yang kini menghiasi sejumlah kota besar di tanah air.
Untuk menjawab penasaran soal baliho sejumlah politikus itu, saya sengaja menghubungi Mas Bambang Nugroho. Bos Gage Design. Pengusaha Solo yang sering dapat order pemasangan baliho politikus. Alasan lain saya hubungi ia adalah perusahaannya di Solo, kota yang lebih dari 70 persen warganya pendukung PDIP. Dan, dari dapil itulah Puan Maharani yang kini ramai balihonya terpilih jadi anggota DPR. Ia juga yang dulu mengerjakan proyek baliho Jokowi saat pilpres.
Benar, Bambang termasuk yang dapat order untuk baliho putri Megawati itu. Ia senang karena dapat order di tengah semua bisnis banyak yang sekarat. Apalagi, perusahaan periklanan termasuk paling tercekik di saat PSBB dan PPKM berjilid-jilid. Booming proyek baliho itu juga membuat tukang besi, penjual besi, tukang sablon, hingga sopir mendapat job.
Kini perusahaannya pun tetap hidup di tahun-tahun pandemi. ”Saya bersyukur ada PO (proyek baliho Puan, Red), Bos,” kata pengusaha asal Solo itu. Bambang termasuk yang orang rendah hati. Saat bicara, ia sering memanggil temannya bos. Saya tahu itu karena kenal sudah cukup lama.
Saya pun mencoba tanya, berapa nilai proyek baliho yang ia peroleh.
”Ampun, Bos. Saya tak mau komentar lagi (soal detailnya, Red),” kata Bambang.
Ia mengaku trauma, beberapa waktu lalu ada media yang mewawancarainya. Begitu beritanya tayang, langsung ia ditelepon pemberi order untuk tak bicara lagi. ”Aduh… Saya sekarang sudah diminta tak berkomentar lagi,” ujarnya. Rupanya, setelah keluar berita heboh itu, seseorang menghubunginya untuk tutup mulut.
Lho, siapa yang memintanya diam? Bambang juga tak bersedia mengungkapkan. Siapa orangnya, tampaknya, menjadi bagian yang ia tutup rapat-rapat itu.
Bambang memang mendapat order puluhan baliho di Solo. Tapi, ada media yang menyebut ratusan. Sekaligus biaya segala yang, menurutnya, tak akurat. Akibat berita itu, bos Gage Design tersebut kini memilih bungkam. ”Ini baru diminta diam. Kalau saya bicara lagi, bisa-bisa saya dimarahi,” kata pria yang juga kebagian order Puan hingga beberapa titik di Sumatera itu.
Apakah pemesan baliho, Puan, mengisyaratkan untuk persiapan pilpres? Menurut cerita Bambang, baliho itu sempat tertunda. Yang ia tangkap dari pemesannya, baliho tersebut untuk kebanggan karena putri Mega itu merupakan perempuan pertama yang menjadi ketua DPR. ”Itu sih yang saya tangkap pesannya.” Tapi, yang lebih penting bagi pengusaha biro iklan itu, ya order.
Para petinggi PDIP juga membantah itu sebagai persiapan kampanye Puan. Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Pacul menegaskan, di baliho Puan tidak ada kata-kata yang berkaitan dengan pilpres. ”Ada bentuk kampanye di situ. Tidak ada sebut 2024,” katanya kepada pers. Ia menyebut itu sebagai bentuk penghargaan kepada Puan, sebagai perempuan pertama ketua DPR.
Petinggi partai boleh membantah itu bukan curi start kampanye. Namun, banyak kalangan yang mengkritik maraknya baliho tokoh politik di tengah masyarakat melawan pandemi. Ada yang memberikan istilah kampanye terselubung dengan memanfaatkan suasana Covid. Bukan hanya Puan, melainkan juga Airlangga Hartarto (Ketum Golkar), Muhaimin Iskandar (Ketum PKB), dan AHY (Ketum Demokrat). Salah satu sindiran itu datang dari Abdillah Toha, mantan pengurus PAN.
”Halo Puan, Erlangga, Muhaimin, AHY, apa tidak risih dan malu memajang gambar diri besar2 di sekujur Indonesia bersaing utk pilpres yang masih 3 tahun lagi, ketika rakyat sedang bergulat atasi pandemi dan kehidupan sehari2? Kenapa tak gunakan uang baliho itu utk bantu rakyat saja?” cuit Abdillah dalam akun Twitter @AT_AbdillahToha pada Kamis (5/8).
Yang dikatakan Abdillah cukup beralasan. Dulu Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir pernah menjadi raja baliho. Menjelang Pilpres 2004. Hampir di sudut seluruh kota di Indonesia terpampang wajah politikus yang juga pengusaha tersebut. Masifnya persis seperti maraknya baliho Puan saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: