Atok Irawan, Pendeteksi Pasien Covid-19 Pertama di Sidoarjo
Saat RSUD Sidoarjo penuh, Atok juga menolak salah seorang pegawai Bank Negara Indonesia (BNI) Sidoarjo yang datang ke rumah sakit. Ia minta pasien itu untuk isolasi diri di rumah. Tetapi, Atok membimbing pasien tersebut melalui chat. Ia juga memberikan beberapa resep obat. Tapi tidak memberikan obat antivirus.
”Menurut saya antivirus tidak efektif. Soalnya obat itu kan buat flu babi atau flu burung. Enggak cocok. Saya suruh isolasi di rumah biar tidak stres. Dia juga punya tabung oksigen. Tidak perlu ke rumah sakit. Sekarang, Bayangkan. Begitu banyak pasien. Bisa tambah parah penyakitnya nanti,” ujar dokter spesialis paru-paru itu.
Selama dua bulan lonjakan kasus Covid-19, Atok hanya mengambil satu hari libur. Yakni ketika mertuanya jatuh. Namun setelah menengok mertuanya, ia kembali lagi ke rumah sakit. Untuk melihat kinerja para nakes. Bahkan ia juga menggantikan dokter spesialis paru-paru yang sedang terpapar Covid-19. ”Di sini ada 4 dokter spesialis. Saat satunya terpapar, gantian saya yang standby,” ungkapnya.
Namun sekarang kasus Covid-19 di Sidoarjo sudah menurun. Bed terisi 200 orang saja. Menurutnya keberhasilan itu berasal dari manajemen dan kerja tim yang baik. Selain itu, kunci yang paling utama adalah sabar menjalani pekerjaan. ”Setiap pagi saya pasti gowes ke rumah sakit. Saya harus memastikan kinerja rumah sakit dan nakesnya berjalan dengan baik,” katanya. (Doan Widhiandono-Andre Bakhtiar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: