Kontainer Langka, Pengusaha Usul Pakai Tongkang

Kontainer Langka, Pengusaha Usul Pakai Tongkang

KRISIS kontainer belum ada solusinya. Rata-rata harga sewanya naik hingga enam kali lipat. Bahkan ada juga yang naik lebih dari 10 kali lipat seperti ke Kanada atau Amerika Serikat.  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyampaikan keluhan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rakornas mereka, Selasa (24/8/2021).

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani membacakan enam pertanyaan yang dihimpun dari anggotanya. Tiga di antaranya terkait kelangkaan kontainer dan problem ekspor ke Tiongkok.

Ia membacakan pertanyaan pertama dari Anggota Apindo Jawa Tengan Stefanus. Pengusaha di Jateng kesulitan mengirim barang ekspor sejak tahun lalu karena kapal pengangkut sangat langka. “Bagaimana pemerintah menangani tingginya biaya freight (kargo) ini?” ujar Ketua Apindo yang menjabat sejak 2014 itu.

Ia menambahkan bahwa persoalan kargo memang tidak hanya dirasakan pengusaha asal Jawa Tengah. Tapi juga eksporter di seluruh Indonesia dan dunia. Namun sampai sekarang belum ada intervensi dari pemerintah terkait masalah itu.

Pertanyaan kedua datang dari Yulius, pengusaha dari Sumatra Utara. Di sana juga tak ada kapal kontainer. Barang-barang yang siap ekspor tertahan di darat. ”Kapal ekspor terbatas. Apakah diperbolehkan menggunakan kapal tongkang?” lanjut Hariyadi membacakan pertanyaan Yulius itu.

Kapal Tongkang sepertinya menjadi solusi paling masuk akal. Tidak ada rotan, akar pun jadi. Masalahnya, Belawan International Container Terminal (BICT) di Medan tidak melayani tongkang untuk ekspor. Yulius berharap Luhut bisa menyampaikan idenya itu ke presiden untuk menjadi solusi alternatif.

Pertanyaan ketiga terkait sulitnya ekspor perikanan masuk ke Tiongkok. Ada yang menuding bahwa ikan-ikan dari Indonesia terpapar Covid-19. Pengusaha perikanan pun lebih pusing sekarang. Selain menghadapi kelangkaan kontainer, mereka juga harus meyakinkan bahwa ikan-ikan dari Indonesia sudah steril saat dikirim. “Ini perlu lobi G-to-G untuk meluruskan tuduhan non-teknis ini,” kata putra Sukamdani Sahid Gitosardjono, pengusaha Indonesia yang memiliki jaringan Hotel Sahid dan Hotel Sahid Jaya Internasional itu.

KAPAL MENTARI PRATAMA membawa tumpukan kontainer di Terminal Nilam, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya (24/8/2021).

Luhut langsung menjawab pertanyaan terkait kelangkaan kontaine . Pemerintah masih mencari solusinya. “Saya bicara dengan Menhub mengenai kontainer ini. Ini sedang dibicarakan ramai. Jawabannya, sampai hari ini juga belum dapat. Tapi sedang kami kerjakan,” kata pria kelahiran Toba Samosir Sumatera Utara 28 September 1947 itu.

Ia menampung usulan terkait pemakaian tongkang sebagai pengganti kapal kontainer. Ternyata usulan itu juga masuk salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan.  

Soal ekspor perikanan ke Tiongkok, Luhut meminta pengusaha memastikan betul ikan yang dikirim sudah steril. Pengecekan harus dilakukan secara menyeluruh. Imbasnya tidak hanya dirasakan Indonesia. Negara-negara pengekspor ikan dan daging ke Tiongkok juga mengalami kendala yang sama. Pengecekan dilakukan sangat ketat dari pihak Tiongkok. “Itu awalnya dari daging beku. Ternyata kena Covid di esnya. Jadi semua harus benar-benar dicek,” lanjutnya. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: