Jersey Eri Irianto Dipindahkan ke Gelora 10 November

Jersey Eri Irianto Dipindahkan ke Gelora 10 November

Warga yang tinggal di sekitar Wisma Persebaya di Jalan Karanggayam mendengar aktivitas mencurigakan sebulan terakhir ini. Ada suara berisik setiap malam hingga dini hari di dalam mess. Ternyata barang-barang di wisma legendaris itu sudah dijarah.

SUPRIADI memberanikan diri masuk ke Wisma Karanggayam, Rabu (25/8). Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam mes. Ia mendapat laporan bahwa mess Karanggayam jadi sasaran pencuri.

Tak ada yang berani mengecek apa yang terjadi di dalam sana. Pencuri bergerak malam hari. Tidak ada lampu dalam mess yang katanya angker itu.

Kitman Persebaya junior itu kaget begitu melihat kondisi di dalam gedung. Pecahan kaca berserakan di mana-mana. Ada bekas api unggun di lantai mes yang sudah banyak dicongkel.

Hal pertama yang ia lakukan adalah mengecek etalase tempat piala dan peninggalan bersejarah Persebaya. Rupanya pintu dan lubang kunci di bagian sampingnya sudah dirusak. Kacanya pecah.

Namun, ada yang aneh. Piala di etalase utama terlihat masih lengkap. Demikian pula dengan jersey nomor 19 milik Eri Irianto yang sangat legendaris itu.

Jersey tidak disentuh pencuri. Tapi, kondisinya kotor dan memprihatinkan. Genteng bocor di sana-sini. Air dari plafon masuk ke etalase kaca itu.

Supri mengecek dua etalase kaca lainnya. Ternyata kondisinya sama. Pintu kacanya sudah dipecah, tapi bagian dalamnya terlihat masih utuh.

Ruangan bagian belakang porak poranda. Sampah dan pecahan kaca tercecer di lantai. Plafon dan dinding asbes dijebol. Dari kesaksian warga sekitar, aktivitas penjarahan berlangsung sebulan terakhir.

Pintu, jendela, hingga ventilasinya dicuri. Semua perangkat AC juga amblas tidak tersisa. “Outdoor dan indoor AC dijarah,” kata Supri saat mengajak kami masuk, Kamis (26/8).

Ia mengajak kami mengecek kondisi lantai dua. Meja biliar yang terletak di dekat tangga ternyata juga hilang. “Kebacut (keterlaluan) banget,” kata warga Gembong itu.

Kamar pemain juga dirusak. Pintunya dicongkel. Barang di dalamnya juga dikuras. Kosong melompong.

Ada dua kamar yang tidak bisa dicongkel. Yakni kamar nomor 4 dan 5. Ada yang berupaya merusak gagang pintunya. Namun mereka tidak bisa masuk. “Yang nomor 5 ini (dulu) kamarnya M. Taufik. Mereka nggak bisa ndobrak kayaknya,” lanjut Supri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: