Sekolah Lagi setelah ”Libur” 17 Bulan
Terbukti, Sabtu(28/8) jalur Jakarta– Puncak macet parah. Mobil pribadi berpelat B berderet. Warga rekreasi ke Puncak.
Esoknya, Minggu (29/8), lintas di jalur itu macet lagi. Arus balik ke Jakarta. Kemacetan mulai Puncak Pass sampai toko Cimory. Waktu tempuh dari Puncak Pass ke pintu tol Jagorawi yang normalnya sekitar sejam kemarin jadi sekitar empat jam.
Berarti, daya beli masyarakat (yang rekreasi ke Puncak) tidak terdampak korona. Tidak terkoreksi. Tidak turun. Atau, turun tapi tidak signifikan.
Kondisi itu menandakan awal kemerdekaan masyarakat dari belenggu korona. Baru bangun tidur. Belum menggeliat.
Tapi, tidak berarti korona usai. Jumlah kasus korona itu menurun karena banyak wilayah yang belum terdeteksi. Warganya belum dites.
Dikutip dari laporan mingguan Kemenkes, Jumat (27/8), tertulis begini: "Diindikasikan, masih banyak kasus tak terlacak, tak terdiagnosis, dan terjadi kematian di rumah atau perjalanan menuju rumah sakit.”
Maksudnya, ada indikasi kuat bahwa kasus korona tidak seperti yang tercatat resmi. Diduga, jumlah kasus lebih dari itu. Sampai berapa? Tak terlacak, tak terdiagnosis.
Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman kepada wartawan Jumat (27/8) mengatakan:
"Masih sangat banyak kasus yang tidak terdeteksi. Test positivity rate kita selalu di atas 10 persen. Padahal, jangankan lebih dari setahun, sebulan saja test positivity rate itu berdampak luar biasa pada masyarakat dan pada kematian.”
Positivity rate didapatkan dari: Jumlah kasus harian dibagi jumlah pemeriksaan harian, lalu dikalikan 100. Misalnya, angka positivity rate 50 persen, berarti satu dari dua orang di wilayah itu positif korona. Atau separuh orang di situ kena korona.
Terus, berapa nilai positivity rate Indonesia?
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pusat Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Kamis (26/8) mengatakan: ”Positivity rate mingguan nasional periode 16–22 Agustus 2021 tercatat 18,15 persen. Bandingkan pada saat puncak pandemi 30,54 persen.”
Dilanjut: ”Namun, meskipun sudah turun, angka ini masih lebih tinggi daripada sebelum lonjakan kasus kedua, yaitu pada kisaran Juni yang hanya 9,44 persen.”
Wiku menyebutkan, positivity rate di tingkat provinsi, angkanya masih perlu menjadi perhatian. Ada 10 provinsi yang positivity rate-nya masih di atas 30 persen. Atau, satu dari tiga orang di situ positif korona.
Berapa angka positivity rate Jakarta? "Sekarang 11,7 persen. Bandingkan Aceh 51,5 persen, yang tertinggi di Indonesia," kata Wiku Kamis (26/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: